Gaza Berduka di Hari Raya: Serangan Fajar Israel Renggut Puluhan Nyawa

Martha Ruth Thertina
31 Maret 2025, 11:47
Warga Palestina melaksanakan salat Idul Fitri di atntara reruntuhan puing bangunan pada Minggu, 30 Maret 2025. Sebelum fajar, Israel melakukan serangan udara yang menewaskan puluhan warga Palestina.
AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina melaksanakan salat Idul Fitri di antara reruntuhan puing bangunan pada Minggu, 30 Maret 2025. Sebelum fajar, Israel melakukan serangan udara yang menewaskan puluhan warga Palestina.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pejabat Palestina melaporkan militer Israel membunuh setidaknya 64 orang termasuk anak-anak di Gaza pada hari pertama Idul Fitri pada Minggu (30/3). Banyaknya korban jiwa lantaran serangan udara Israel yang terjadi sebelum fajar itu, menargetkan rumah dan tenda yang menampung orang-orang terlantar di Khan Yunis.

Aljazeera melaporkan, militer Israel juga melemparkan gas air mata di Tepi Barat atau West Bank, saat rakyat Palestina berziarah ke makam di kamp pengungisan Jenin. Perayaan Idul Fitri berubah menjadi kesedihan.

Gencatan senjata antara Hamas dan Israel berada di titik nadir. Sebelumnya pada 18 Maret, Israel melanjutkan serangan udara dan daratnya di Gaza, menghentikan ketenangan sementara pasca-gencatan senjata Gaza 19 Januari lalu. Ratusan orang dilaporkan meninggal akibat serangan tersebut. Belasan paramedis dan staf PBB juga dilaporkan meninggal dalam serangan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel akan melanjutkan operasi militer sambil bernegosiasi. Dia menepis klaim bahwa Israel tidak ingin mengakhiri perang. “Hamas akan dilucuti persenjataannya, pemimpinnya boleh keluar. Kami akan memastikan keamanan diGaza dan mempersilahkan realisasi dari rencana Trump," kata Netanyahu dalam pertemuan kabinet, dikutip AFP.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengajukan rencana untuk menempatkan penduduk Gaza di negara lain dengan alasan untuk membangun Kembali Gaza. Namun, penduduk Palestina mengatakan mereka tidak mau meninggalkan Tanah Air-nya. Adapun para aktivis hak asasi manusia menyatakan rencana tersebut melanggar hukum internasional.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan