Israel Serang Damaskus, Klaim Demi Bantu Suku Druze

Agustiyanti
17 Juli 2025, 08:13
Asap mengepul dari Kompleks Staf Umum tentara Suriah setelah pesawat tempur Israel melancarkan beberapa serangan udara di Damaskus, Suriah, pada 16 Juli 2025. Gedung tersebut menjadi sasaran tiga kali sepanjang hari, dengan api yang terlihat jelas dan asa
Anadolu via Reuters
Asap mengepul dari Kompleks Staf Umum tentara Suriah setelah pesawat tempur Israel melancarkan beberapa serangan udara di Damaskus, Suriah, pada 16 Juli 2025. Gedung tersebut menjadi sasaran tiga kali sepanjang hari, dengan api yang terlihat jelas dan asap tebal setelah serangan tersebut. Setidaknya dua orang terluka dalam serangan udara Israel tersebut.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Israel melancarkan serangan udara dahsyat di Damaskus pada Rabu (16/7), meledakkan sebagian gedung Kementerian Pertahanan dan menghantam kawasan dekat Istana Presiden Suriah. Israel bersumpah untuk menghancurkan pasukan pemerintah yang menyerang kaum Druze di Suriah selatan dan menuntut mereka untuk mundur.

Serangan tersebut menandai eskalasi signifikan Israel dengan pemerintahan sementara Presiden Ahmed al-Sharaa. Serangan terjadi meskipun hubungan Suriah dengan AS semakin membaik.

Menyebut para penguasa baru Suriah sebagai jihadis yang menyamar, Israel menyatakan tidak akan membiarkan mereka mengerahkan pasukan ke Suriah selatan dan berjanji untuk melindungi komunitas Druze di wilayah tersebut.

AS telah meminta agar pertempuran akan segera berakhir.

"Kami telah melibatkan semua pihak yang terlibat dalam bentrokan di Suriah. Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik yang akan mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini," ujar Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di media sosial.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan bertemu pada Kamis (17/7) untuk membahas konflik tersebut.

"Dewan harus mengutuk kejahatan biadab yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa di tanah Suriah," kata duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon.

Menurut dia, Israel akan terus bertindak tegas terhadap setiap ancaman teroris di perbatasannya. "Di mana pun dan kapan pun," kata dia. 

Pesawat-Pesawat Tempur di Damaskus

Puluhan orang tewas minggu ini setelah bentrokan antara loyalis pemerintah dan milisi Druze di kota Sweida di selatan Suriah, yang mendorong pasukan Suriah untuk campur tangan dan menjadi pemicu serangan udara Israel.

Reporter Reuters mendengar pesawat-pesawat tempur menukik rendah di atas ibu kota dan melancarkan serangkaian serangan besar-besaran pada sore hari. Kepulan asap mengepul dari area dekat kementerian pertahanan. Sebagian bangunan hancur, tanah berserakan puing-puing.

Sebuah sumber medis Suriah mengatakan, serangan terhadap kementerian tersebut menewaskan lima anggota pasukan keamanan.

Seorang pejabat militer Israel mengatakan pintu masuk ke markas militer di Damaskus diserang, bersama dengan sebuah target militer di dekat istana presiden. Pejabat itu mengatakan pasukan Suriah tidak bertindak untuk mencegah serangan terhadap Druze dan merupakan bagian dari masalah.

"Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi basis teroris," kata Eyal Zamir, kepala staf militer Israel.

Sharaa menghadapi tantangan untuk menyatukan kembali Suriah di tengah kekhawatiran mendalam dari kelompok-kelompok yang takut akan pemerintahan Islamis. Pada Maret, pembunuhan massal terhadap anggota minoritas Alawi memperburuk ketidakpercayaan tersebut.

Pada Senin (15/7), pasukan pemerintah Suriah dikirim ke wilayah Sweida untuk meredakan pertempuran antara pejuang Druze dan kelompok bersenjata Badui. Pasukan tersebut akhirnya bentrok dengan milisi Druze.

Menurut seorang saksi mata Reuters, bentrokan baru pecah di kota itu setelah Kementerian Dalam Negeri Suriah dan seorang pemimpin Druze, Sheikh Yousef Jarbou, mengatakan gencatan senjata telah dicapai. Warga Sweida mengatakan mereka berlindung di dalam rumah.

"Kami dikepung dan kami mendengar para pejuang berteriak ... kami sangat takut," kata seorang warga Sweida melalui telepon.

Suara tembakan yang diselingi ledakan terdengar di latar belakang. "Kami berusaha agar anak-anak tetap tenang agar tidak ada yang mendengar kami," kata pria itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut akan pembalasan.

Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan puluhan jenazah, termasuk pejuang dan warga sipil, telah ditemukan di sebuah rumah sakit di kota itu. Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan 169 orang tewas dalam kekerasan minggu ini. Sumber-sumber keamanan menyebutkan jumlah korban mencapai 300 orang. Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah korban secara independen

Suku Druze, tersebar di antara Suriah, Lebanon, dan Israel.  Seorang saksi mata Reuters mengatakan  sejumlah warga Druze di Israel menerobos pagar perbatasan pada hari Rabu, bergabung dengan Druze di sisi Suriah, menyusul seruan di Israel untuk membantu Druze di Suriah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, militer Israel sedang berupaya menyelamatkan Druze dan mendesak warga Druze Israel untuk tidak melintasi perbatasan. Militer Israel mengatakan sedang berupaya memulangkan warga sipil yang telah menyeberang dengan aman.

Seorang pria Druze Israel Faez Shkeir mengatakan ia merasa tak berdaya menyaksikan kekerasan di Suriah. "Keluarga saya di Suriah - istri saya di Suriah, paman saya dari Suriah, dan keluarga saya di Suriah, di Sweida, saya tidak suka melihat mereka dibunuh. Mereka mengusir mereka dari rumah mereka, merampok dan membakar rumah mereka, tetapi saya tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Seorang reporter Reuters mengatakan mereka telah melihat pasukan pemerintah menjarah dan membakar rumah serta mencuri mobil dan perabotan di Sweida. Seorang pria menunjukkan kepada reporter jenazah saudaranya yang telah ditembak di kepala di dalam rumah mereka.

Sebuah pernyataan pemerintah Suriah pada hari Rabu mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran hukum di Sweida akan dimintai pertanggungjawaban. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk melindungi hak-hak rakyat di Sweida. Suriah telah berulang kali berjanji untuk melindungi kaum minoritas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...