Kaya Warisan Budaya, Gyeongju Korsel Jadi Tuan Rumah KTT APEC 2025
Gyeongju, Korea Selatan, terpilih menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation atau KTT APEC 2025. Ini merupakan kota bersejarah di Provinsi Gyeongsang Utara.
Puncak acara KTT APEC 2025 digelar selama 31 Oktober hingga 1 November. Forum ini mempertemukan para pemimpin dari 21 negara untuk membahas masa depan kerja sama di kawasan Asia-Pasifik.
KTT APEC 2025 mengusung tema ‘Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper’. Pertemuan yang dihadiri 21 ekonomi anggota APEC ini berfokus pada revitalisasi perdagangan global, kolaborasi AI untuk mengatasi kesenjangan digital, serta isu-isu strategis seperti ketahanan energi dan pangan.
Kota Gyeongju dipilih sebagai tuan rumah rangkaian kegiatan APEC 2025 karena sejumlah alasan strategis.
Berdasarkan situs web Pemerintahan Korsel, gb.go.kr, Pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk-do melaporkan bahwa penetapan Kota Gyeongju sebagai tuan rumah KTT APEC diumumkan pada 27 Juni lalu setelah melalui proses peninjauan ketat.
Bagi Korea, APEC 2025 bukan hanya ajang diplomasi ekonomi, melainkan kesempatan untuk menunjukkan konsep ‘bridge diplomacy’, yakni menjembatani kepentingan global di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.
Melansir Korea Times pada Senin (27/10), Gyeongju dulu menjadi ibu kota Dinasti Kerajaan Silla di Korea pada 57 SM–935 M. Kota ini dipilih karena menawarkan perpaduan unik antara warisan budaya berusia ribuan tahun dan ambisi Korea untuk menampilkan inovasi masa depan di panggung global.
Gyeongju dikenal sebagai ‘museum terbuka’, karena menyimpan berbagai situs warisan budaya dan sejarah korea. Situs-situs ini ada di tengah kota dan dikenal masih mempertahankan bentuk aslinya.
Situs warisan paling ikonik di kota ini termasuk Bulguksa, kuil Buddha yang merupakan mahakarya arsitektur Silla, yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1995.
Survei nasional yang dilakukan The Korea Times menunjukkan bahwa lebih dari 85% warga Korea percaya penyelenggaraan APEC akan meningkatkan pengakuan internasional terhadap Gyeongju.
Hanya 14% yang menilai dampaknya tidak signifikan. “Temuan ini menggambarkan antusiasme publik agar kota bersejarah itu bertransformasi dari sekadar destinasi budaya menjadi kota global,” demikian dikutip.
Bagi publik Korea, manfaat terbesar dari APEC 2025 di Gyeongju yakni promosi budaya tradisional (28%), diikuti dengan pemerataan pembangunan regional (24%) dan dorongan ekonomi lokal (18%).
Selain itu, warga berharap momentum itu dapat menumbuhkan kebanggaan masyarakat dan mempercepat pengembangan infrastruktur wilayah.
Pemerintah Gyeongju memanfaatkan APEC 2025 dengan menghadirkan berbagai pameran dan instalasi seni yang menampilkan kejayaan masa Silla melalui pendekatan digital.
- Pameran Media Art Daereungwon menampilkan visual megah makam kerajaan Silla dengan teknologi media modern.
- Museum Nasional Gyeongju menggelar pameran khusus mahkota emas Silla dan artefak logam bersejarah lainnya.
- Berbagai lokasi wisata budaya juga mengadakan pengalaman interaktif bertema pakaian dan kuliner tradisional Korea.
Empat lokasi utama di Gyeongju menjadi pusat kegiatan KTT APEC 2025:
- Hwabaek International Convention Center (HICO): pusat utama pertemuan pemimpin ekonomi. Desainnya terinspirasi dari mahkota emas dan arsitektur Silla, menggambarkan semangat konsensus dan diplomasi.
- Lahan Select Hotel Gyeongju: tempat jamuan makan malam para pemimpin dunia, menawarkan pemandangan Bomun Lake dan fasilitas berkelas internasional.
- Museum Nasional Gyeongju: lokasi pertemuan bilateral, termasuk antara Presiden Korea Lee Jae Myung dan Presiden AS Donald Trump.
- Gyeongju Expo Grand Park: area pameran ekonomi APEC yang menampilkan inovasi industri Korea, dari semikonduktor hingga baterai listrik.
Setelah APEC berakhir, publik menilai Gyeongju perlu terus berbenah agar dapat mempertahankan reputasi globalnya. Prioritas utama adalah modernisasi promosi budaya (33%), peningkatan akses transportasi (24%), dan pengembangan infrastruktur (16%).
Beragam acara tambahan seperti pertunjukan budaya dan seni, pengalaman tradisional, serta tur media juga direncanakan untuk menambah semarak suasana kota.
