Hubungan Memanas karena Isu Taiwan, Cina Keluarkan Travel Warning ke Jepang

Muhamad Fajar Riyandanu
18 November 2025, 14:14
cina, jepang, taiwan
BBC
Ilustrasi, Tokyo, Jepang
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah Cina melalui Kementerian Luar Negeri serta perwakilannya di Jepang meminta warganya agar menunda perjalanan ke Negeri Sakura dalam waktu dekat. Cina menyatakan situasi keamanan di Jepang memburuk seiring potnesi meningkatnya insiden kriminal yang menimpa warga negaranya.

Instruksi peringatan perjalanan atau travel warning dari Cina ke Jepang ini mulai berlaku sejak 14 November. Langkah ini juga menjadi respons atas pernyataan Perdana Menteri (PM) Jepang, Sanae Takaichi, yang menyebut bahwa Jepang bisa merespons secara militer jika Cina menyerang Taiwan.

Mengutip pemberitaan China Daily (15/11), Pemerintah Cina menilai pernyataan Sanae memicu risiko tambahan bagi keselamatan dan keamanan warga negaranya di Jepang. Cina juga menilai pernyataan Sanae sebagai provokasi yang memperburuk hubungan diplomatik.

Dalam sebuah unggahan daring pada Jumat (14/1) malam, Kedutaan Besar Cina di Jepang memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke negara tersebut.

"Baru-baru ini, para pemimpin Jepang telah melontarkan pernyataan yang sangat provokatif terkait Taiwan, yang sangat merusak suasana komunikasi antar masyarakat," demikian bunyi unggahan WeChat tersebut seperti dikutip dari Al Jazeera.

Kementerian Luar Negeri Cina mengingatkan warga negaranya untuk sementara waktu tidak mengunjungi Jepang. Mereka yang sudah berada di Jepang didesak untuk memantau perkembangan keamanan setempat dan meningkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan masing-masing.

Jika terjadi keadaan darurat, warga negara Cina disarankan untuk menghubungi polisi setempat dan mencari bantuan dari kedutaan besar atau konsulat terdekat di Jepang. 

Pernyataan Sanae soal Taiwan dilontarkan saat sesi pertemuan dengan Parlemen Jepang pada 7 November lalu. Ia menilai pengerahan kapal selam dan kekuatan militer Cina terhadap Taiwan bisa dianggap sebagai ancaman bagi Jepang.

Sanae Takaichi
Sanae Takaichi (KYODO via Reuters Connect)

Dikutip dari The Straits Times (16/11), Sanae Takaichi mengatakan jika kapal perang Amerika Serikat yang dikirim untuk mematahkan blokade Cina terhadap Taiwan mendapat serangan, maka Tokyo dapat terpaksa melakukan intervensi militer untuk mempertahankan diri dan sekutunya.

Pulau Yonaguni adalah pulau terluar Jepang yang hanya berjarak sekitar 110 km dari Taiwan. Jarak yang dekat ini membuat hubungan keamanan di kawasan tersebut menjadi sensitif bagi kedua negara.

Peringatan Bagi Mahasiswa hingga Patroli di Pulau Sengketa

Selain untuk para turis, Kementerian Pendidikan Cina juga mengeluarkan peringatan travel warning bagi mahasiswa Cina yang sedang berada di Jepang maupun yang berencana kuliah di Negeri Sakura. Kementerian menyebut kondisi keamanan di Jepang saat ini memburuk dan ada risiko terhadap warga Cina.

Pengurangan drastis jumlah mahasiswa asal Cina dapat berdampak negatif pada universitas-universitas di Jepang. Sebanyak 336.708 warga negara asing belajar di Jepang tahun lalu. Japan Student Services Organisation (JASSO) mencatat lebih dari 123.000 mahasiswa diantaranya berasal dari Cina.

Selain mengeluarkan peringatan perjalanan, Cina juga mengambil sejumlah langkah lain sebagai respons atas pernyataan Sanae. Langkah itu mencakup pemanggilan Duta Besar Jepang serta peningkatan aktivitas militer, termasuk operasi partroli penjaga pantai di sekitar Kepulauan Senkaku yang menjadi wilayah sensitif dua negara.

Penjaga pantai Cina mengatakan bahwa kapal-kapal mereka melakukan patroli di perairan sekitar Kepulauan Senkaku. Wilayah itu saat ini dikelola Jepang, tetapi Cina juga mengklaimnya sebagai bagian dari Kepulauan Diaoyu.

"Ini adalah operasi patroli yang sah yang dilakukan oleh penjaga pantai Cina untuk menegakkan hak dan kepentingannya," tulis pernyataan Pemerintah Cina, sebagaimana diberitakan oleh The Guardian pada Ahad (16/11).

Efek Domino ke Ekonomi Jepang

Cina adalah salah satu negara pemasok wisatawan terbesar ke Jepang. Maskapai-maskapai besar Cina menawarkan pengembalian dana penuh untuk penerbangan ke Jepang setelah Beijing mengimbau warga negara Cina untuk menghindari perjalanan.

South China Morning Post pada Sabtu (15/11) melaporkan sejumlah maskapai seperti Air China, China Southern, China Eastern, Hainan Airlines, Sichuan Airlines, Xiamen Airlines, dan Spring Airlines mengizinkan pengembalian dana tiket atau perubahan rencana perjalanan untuk penerbangan yang dipesan hingga 31 Desember.

Peringatan travel warning juga menyebabkan saham perusahaan pariwisata dan ritel Jepang anjlok. Pada perdagangan pagi hari Senin (17/11), saham perusahaan kosmetik Jepang Shiseido turun 9%.

Nasib serupa juga menimpa saham grup department store Takashimaya turun lebih dari 5%, dan saham Fast Retailing – pemilik merek pakaian Uniqlo – turun lebih dari 4%.

 Cina merupakan sumber pariwisata terbesar bagi Jepang, dengan para wisatawannya yang dikenal menghabiskan banyak uang untuk kosmetik, pakaian, dan barang elektronik konsumen.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...