Luhut Tak Mau Tanggapi Kabar Denny JA Minta Jabatan Komisaris Inalum

Rizky Alika
16 Januari 2020, 06:00
luhut, denny ja, inalum
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kanan) sewot saat ditanya kabar pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang meminta jabatan kepada dirinya sebagai Komisaris PT Inalum.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak bersedia menanggapi kabar permintaan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menjadi Komisaris PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

"Capek menanggapi pertanyaan seperti itu. Pertanyaan yang lain saja," kata Luhut saat ditanya oleh awak media di kantornya, Rabu (15/1) malam. (Baca: Suryo Eko Hadianto, dari Bukit Asam Jadi Direksi Baru Inalum)

Luhut sempat mengatakan banyak orang yang mengincar jabatan tersebut. Meski begitu, ia justru enggan meladeni pertanyaan awak media lagi. "Itu pertanyaan tidak ada mutunya. Saya tidak mau interview lagi."

Sebelumnya, beredar pesan atas nama Denny JA yang meminta jabatan ke Luhut melalui pesan WhatsApp. Rencananya pesan tersebut dikirimkan ke Luhut, namun Denny disebut keliru mengirimkan pesan ke grup Tokoh Nasional pada Selasa (14/1).

Dalam pesan WhatsApp yang beredar tersebut, Denny ingin bertanya ke Luhut soal kemungkinan dirinya menjabat Komisaris Inalum. Ia juga  menanyakan respons dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Konsultan politik itu juga mengklaim mampu cepat belajar dan menyelesaikan berbagai masalah. Dia lalu menyatakan ketertarikannya untuk lebih tahu investasi di sektor tambang, "Komandan dapat meyakinkan Erick Thohir atau Jokowi, saya bisa membantu soal investasi tambang, di posisi komisaris," demikian bunyi pesan tersebut.

Denny pun mengklarifikasi isu tersebut melalui laman Facebook pada akun Denny J.A's World, Rabu (15/1) siang. Dengan tulisan bentuk cerita pendek, ia mengatakan masyarakat pasti telah kehilangan isu besar sehingga gosip pun turut dijadikan isu.

"Tanpa cek and recheck lagi, gosip itu di-forward ke mana-mana. Dan viral pula," ujar dia.

(Baca: Mantan Sekjen Kemenperin Jabat Komisaris Utama Inalum)

Sebagai aktivis, Denny mengatakan dirinya kerap dihantam berbagai berita miring. Pada masa Pilpres 2019, ia dikabarkan menerima uang dari Jokowi sebesar Rp 45 miliar untuk memenangkan Mantan Wali Kota Solo tersebut. Saat itu, Denny hanya menjawab santai tudingan tersebut. "Itu fitnah karena angka Rp 45 miliar kok kecil sekali, padahal saya tidak sedang banting harga," katanya dalam akun tersebut.

Meski begitu, ia juga menilai tidak ada salahnya bila seseorang ingin menjadi komisaris sebuah BUMN. "Bukankah itu memang jabatan terbuka yang bisa diisi siapa saja yang kompeten?,” tulisnya.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...