Bantah Ikut Ricuh Debat Kedua, Luhut: Saya Bilang Jangan Ribut
Menteri Bidang Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (LBP) membantah ia ikut serta dalan kericuhan yang terjadi ketika Debat Capres 2019 putaran kedua berlangsung. Luhut justru ingin menenangkan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang tengah protes kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
BPN sebelumnya protes ke KPU lantaran keberatan dengan ucapan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo yang dianggap menyerang personal Prabowo. Pada segmen ketiga debat tersebut, Jokowi membicarakan kebijakan Reforma Agraria kemudian menyinggung soal kepemilikan lahan Prabowo.
Jokowi menyebut Prabowo memiliki lahan seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Kabupaten Aceh Tengah. Kepemilikan lahan itu terjadi karena diberikan oleh pemerintahan yang lalu. "Saya enggak ribut, baik-baik saja kok," kata Luhut di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/2).
Luhut bercerita, di depannya cukup banyak orang yang memprotes ucapan Jokowi. Ketika itu, dirinya mengingatkan Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, untuk tidak perlu ribut.
Pasalnya, Luhut menilai tindakan tersebut tak pantas dilakukan ketika debat masih berlangsung. "Saya bilang cooling down. Kan enggak elok diliat orang," kata Luhut.
(Baca: KPU Angkat Bicara Soal Ricuh di Debat Kedua)
Diunggah Andi Arief di Twitter
Kericuhan dalam debat kedua sebelumnya terekam dalam video yang diunggah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitternya. Dalam video berdurasi 45 detik tersebut, sejumlah anggota BPN Prabowo-Sandiaga tampak menghampiri kursi komisioner KPU dan Bawaslu di ruangan debat.
Beberapa anggota BPN Prabowo-Sandiaga itu seperti Priyo Budi Santoso, Maher Al Gadri, Putra Jaya Husin, dan Jansen Sitindaon. Luhut pun tampak mendatangi anggota BPN yang protes kepada KPU dan Bawaslu.
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, BPN Prabowo-Sandi mengajukan keberatan kepada KPU atas pernyataan tersebut dengan alasan menyerang personal. Arief mengaku tak ingat siapa saja yang berkerumun di sekitarnya. "Itu crowded sekali, saya enggak ingat," kata Arief di kantornya, Jakarta, Selasa (19/2).
KPU mendengarkan protes tersebut. Hanya saja, dia tak bisa langsung menindaklanjuti protes itu. Arief menilai pihaknya harus mempelajari dulu protes dari BPN Prabowo-Sandiaga. "Betul enggak itu sebagaimana yang masuk dalam regulasi, apakah terjadi pelanggaran atau tidak terjadi pelanggaran," kata Arief.
Selain itu, KPU tak bisa menghentikan debat yang tengah berlangsung. Karenanya, KPU meminta BPN Prabowo-Sandiaga memprotes sesuai mekanisme yang berlaku, yakni dengan membuat laporan ke Bawaslu.
(Baca: BPN Adukan Jokowi ke KPU Soal Lahan Ratusan Ribu Hektare Prabowo)
