Corona Menyebar Lewat Udara, Dokter Imbau Masyarakat Hindari Keramaian
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengimbau masyarakat menghindari keramaian agar terhindar dari risiko tinggi paparan virus corona atau Covid-19. Imbauan ini disuarakan menyusul temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan Covid-19 mampu menyebar lewat udara atau airborne.
"Hindari keramaian baik itu tempat tertutup maupun tempat terbuka," kata Pokja Bidang Infeksi Perhumpunan Dokter Paru Indonesia Erlina Burhan, dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Senin (13/7).
Selain itu, Erlina meminta agar masyarakat tetap waspada dan tidak panik, serta menggunakan masker di mana saja dan kapan saja, bahkan dalam ruangan.
Beberapa protokol kesehatan yang perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19 antara lain, sesering mungkin membuka jendela ruangan agar sirkulasi udara mengalir. Hal ini penting dilakukan agar partikel kecil yang membawa Covid-19 tidak berputar di ruangan dalam jangka waktu lama.
Kemudian, memastikan kedispilinan pelaksanaan protokol kesehatan standar, seperti menjaga kebersihan tangan dan tidak menyentuh wajah sebelum cuci tangan. Ditambah dengan, tetap menjaga jarak pada aktivitas sehari-hari.
Ia pun mengakui, WHO telah menyatakan kemungkinan adanya penularan secara airborne pada ruangan tertutup, ramai, dan ventilasi yang kurang baik. Namun, WHO dinilai belum menyatakan secara pasti jika Covid-19 menular secara airborne.
(Baca: Ahli Epidemiologi: Cek Ventilasi Gedung dan Rumah untuk Cegah Corona)
Sebagaimana diketahui, WHO telah memperbarui panduan mereka tentang penyebaran Covid-19. Hal ini setelah para ilmuwan menemukan bahwa corona bisa menular lewat udara.
Penularan Covid-19 lewat udara diduga terjadi akibat penyebaran partikel kecil berupa aerosol yang bertahan di udara dalam jarak dan waktu lama. Aerosol merupakan tetesan pernapasan kecil berdiameter kurang dari 5 mikro meter (μm). Berbeda dengan tetesan pernapasan besar atau droplet yang berdiameter 5-10 μm dan jatuh ke tanah dalam beberapa meter.
Penularan virus corona melalui udara dapat terjadi ketika petugas medis melakukan prosedur tertentu yang menyebabkan keluarnya aerosol.
Namun sejumlah penelitian juga menyatakan aerosol bisa melayang di udara tanpa melalui prosedur tertentu, terutama di dalam ruang tertutup dengan sirkulasi udara buruk. Namun WHO menyatakan belum ada bukti definitif bahwa transmisi virus bisa terjadi secara aerosol.
Pimpinan Teknis Pengendali dan Pencegahan Infeksi WHO Benedetta Allegranzi menyatakan kemungkinan penularan melalui udara bisa terjadi terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, dan pengaturan ventilasi yang buruk.
"Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan, dan kami terus mendukung hal tersebut," ujarnya.
(Baca: Respons WHO, Pemerintah Waspadai Penularan Corona di Ruang Tertutup)