Desak Pemerintah Cepat Uji Coba Vaksin, Dahlan Iskan Siap Jadi Relawan
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta pemerintah segera melakukan uji coba tahap ketiga vaksin virus corona yang saat ini tengah dikembangkan oleh Bio Farma dan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotechnology Co.Ltd. Bahkan Dahlan menyatakan siap menjadi relawan uji klinis ini.
"Seandainya saya memenuhi syarat, saya mau melakukan uji coba karena untuk kepentingan publik yang lebih besar agar segera ditemukan vaksin," kata Dahlan dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (22/2) malam.
Dahlan menjelaskan bahwa uji coba tahap ketiga yang akan dilakukan telah aman dan tidak menimbulkan efek samping. Sebab, uji coba tahap pertama yang melibatkan 60 orang sebagai sampel tidak menunjukkan efek samping.
Kemudian pada uji coba tahap kedua efektivitas vaksin pun teruji mampu melawan virus pada sampel yang lebih bervariasi. Sedangkan untuk tahap ketiga merupakan tahapan akhir yang harus dilakukan oleh sebanyak mungkin sampel dari berbagai negara.
(Baca: Biofarma, Kalbe hingga Eijkman Adu Cepat Uji Vaksin Covid-19)
Menurut dia, berbagai keuntungan akan didapatkan pemerintah Indonesia ketika mau melakukan uji klinis vaksin seperti adanya hak produksi vaksin secara massal ketika vaksin ini ditemukan. Sehingga kebutuhan untuk impor dapat ditekan.
Dari sisi kerugian, Dahlan mengatakan izin internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tak akan dikeluarkan bagi negara yang menolak uji coba vaksin. "Kalau tidak ikut kita tidak dapat hak produksi dan harus impor, itupun kalau cocok karena belum pernah uji coba disini," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah tengah mengembangkan vaksin virus corona dari perusahaan Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd, untuk dilakukan uji klinis tahap ketiga oleh BUMN farmasi Bio Farma. Tak hanya itu, perusahaan juga dikabarkan akan mengimpor kandidat vaksin lainnya dari Inggris untuk diuji coba.
"(Vaksin) ada yang dari Indonesia sendiri, ada yang dari Inggris," kata Juru Bicara Komite Penanganan COVID-19 & Pemulihan Ekonomi Nasional Wiku Adisasmito di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Selasa (21/7).
(Video: Vaksin Covid-19 dari Sinovac, Beredar Awal 2021)
Namun, Wiku tak menyampaikan lebih lanjut jenis vaksin yang dimaksud. Menurutnya, seluruh kandidat vaksin Covid-19 tersebut akan memasuki proses uji klinis. Jika berhasil, dia berharap vaksin tersebut akan diproduksi dalam jumlah banyak pada awal tahun 2021.
Secara terpisah Bio Farma menyatakan siap untuk melakukan uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga. Sebelumnya, sudah ada 2.400 vaksin Sinovac dari Tiongkok yang tiba di Bio Farma pada 19 Juli 2020 untuk kebutuhan fase uji klinis tahap tiga pada Agustus 2020 mendatang.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan akan berjalan selama enam bulan, sehingga ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Pihaknya sudah mempersiapkan fasilitas produksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis. “Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal I 2021," ujar dia.
(Baca: Selain Tiongkok, RI Juga Impor Vaksin dari Inggris untuk Uji Klinis)
Pada umumnya proses pembuatan vaksin memakan waktu bertahun-tahun sebelum disebarluaskan. Namun para ilmuwan mempercepat pembuatan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif yang ditargetkan tahun depan dapat digunakan.
Para peneliti di seluruh dunia pun tengah berlomba-lomba untuk menemukan vaksin Covid-19. Saat ini lebih dari 140 vaksin sedang dikembangkan. Perkembangan vaksin tersebut pun bervariasi, mayoritas masih pada tahap uji praklinis, seperti terlihat pada databoks berikut.
Penulis/Reporter: Tri Kurnia Yunianto.