Tak Mau Bergantung Sinovac, Pemerintah Cari Vaksin Corona Tercepat

Dimas Jarot Bayu
11 Agustus 2020, 18:23
virus corona, vaksin corona, sinovac
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Ilustrasi vaksin. Satgas Penanganan Covid-19 pada Selasa (11/8) mengatakan tak ingin hanya mengandalkan vaksin virus corona dari Sinovac.

Pemerintah memastikan tak hanya bergantung pada produksi vaksin virus corona yang dikembangkan PT Bio Farma (Persero) dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd. Mereka tetap mencari vaksin Covid-19 yang bisa lebih cepat diproduksi secara massal.

Dengan demikian, vaksin tersebut dapat langsung diberikan kepada masyarakat Indonesia. "Tentunya kami akan mencari yang terbaik dan tercepat," kata juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (11/8).


Namun Wiku mengatakan apapun vaksin corona tersebut harus tetap dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Dia tak ingin antivirus tersebut justru membahayakan keselamatan masyarakat Indonesia. "Proses itu selalu diperhatikan oleh pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin," kata Wiku.

Saat ini sudah ada tujuh kandidat vaksin yang telah masuk uji klinis tahap tiga di berbagai negara. Salah salah satunya Sinovac yang memasuki uji klinis tahap tiga di Indonesia serta Bangladesh.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menargetkan berharap vaksin ini bisa diproduksi pada Januari 2021.  "Sekaligus langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” kata Jokowi di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, Selasa (11/8).

Selain buatan Sinovac-Bio Farma, ada pula kandidat vaksin yang dikembangkan China National Pharmaceutical Group atau Sinopharm bersama Wuhan Institute of Biological Products. Calon serum anticorona lainnya dikembangkan Sinopharm bersama Beijing Institute of Biological Products.

Kemudian, ada kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech-Fosun Pharma yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer.

Lalu, ada kandidat vaksin corona yang dikembangkan University of Oxford dengan AstraZeneca. Vaksin juga dikembangkan oleh Moderna bekerja sama dengan NIAID dari AS. Terakhir adalah University of Melbourne dan Murdoch Children's Research Institute.

Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...