Kisruh Vaksin Nusantara, BPOM Didukung Boediono dan Ratusan Tokoh

Lavinda
Oleh Lavinda
17 April 2021, 16:06
Sebanyak 105 tokoh nasional dari berbagai bidang mendukung BPOM untuk tetap menjaga integritas dalam menjalankan tugasnya. Dukungan ini disampaikan menyusul tekanan politik terkait vaksin Nusantara.
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa.
Vaksinator menunjukkan cairan vaksin COVID-19 sebelum diberikan kepada warga penerima vaksin di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/4/2021).

Sebanyak 105 tokoh nasional dari berbagai bidang mendukung Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk tetap menjaga integritas dalam menjalankan tugasnya. Dukungan ini disampaikan menyusul tekanan politik kepada lembaga pengawas itu terkait vaksin Nusantara.

Ketua Dewan the Executive Board of Transparency International Indonesia Natalia Soebagjo mewakili para tokoh menyampaikan surat terbuka sebagai seruan dan dukungan terhadap BPOM.

Dalam surat terbuka dijelaskan, setiap penelitian vaksin perlu diputuskan oleh lembaga negara yang memiliki otoritas, yakni BPOM. Selama ini, BPOM telah bekerja berdasarkan prosedur-prosedur disiplin dan integritas ilmiah.

Untuk itu, para tokoh meminta seluruh pihak untuk membiarkan BPOM bekerja dengan tenang bersama tim pakar. Mereka mengaku percaya pada integritas keilmuan dan independensi lembaga yang telah berperan untuk menjaga kesehatan masyarakat tersebut.

“Mereka yang bekerja di BPOM telah membuktikan diri sebagai patriot tanpa banyak retorika, teguh menghadapi tekanan dari mana saja. Kami warga republik berdiri bersama mereka,” tegas Natalia dalam pernyataan terbuka yang disampaikan secara virtual, Sabtu (17/4).

Natalia melanjutkan, para tokoh menghargai setiap penelitian dan pengembangan vaksin dan obat sebagai ikhtiar membuka kemungkinan baru melawan pandemi. Namun tentu dengan tetap mengedepankan asas-asas ilmiah.

“Mari kita ingat bahwa hidup mati jutaan rakyat adalah taruhannya,” ujarnya.

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas menambahkan, dirinya mendukung BPOM karena meyakini bahwa lembaga resmi negara itu telah menjalankan perannya sebagai pengawas obat dan makanan dengan penuh integritas.

Para tokoh yang mendukung BPOM berasal dari berbagai kalangan, antara lain, mantan Wakil Presiden RI Boediono, Budayawan A. Mustofa Bisri, Cendekiawan Muslim Ahmad Syafii maarif dan Azyumardi Azra, dan Ahli Hukum Pidana Arief T. Surowidjojo. Tokoh ternama lain adalah Ade Armando, Andreas Harsono, Akmal Taher, Herawati Supolo Sudoyo, Tirta Mandira Hudi, Kuntoro Mangkusubroto, Sigit Pramono, dan Goenawan Mohamad. 

Selain itu, terdapat pula tokoh yang berasal dari lingkup akademisi, ahli penyakit menular, pengacara, pengusaha, pekerja seni, jajaran menteri era pemerintahan terdahulu, pegiat kebudayaan, dan hak asasi manusia.

Sebelumnya, BPOM tak memberi restu uji klinis tahap kedua Vaksin Nusantara karena tidak memenuhi empat syarat utama. Hasil uji klinis fase pertama dianggap belum meyakinkan.

Keempat persyaratan itu antara lain, praktik uji klinik yang baik (good clinical practical), bukti dari konsep (proof of concept), praktik laboratorium yang baik (good laboratory practice), dan cara pembuatan obat yang baik (good manufacturing practice).

Kendati demikian, penelitian Vaksin Nusantara tetap berlanjut dan nekat melaju ke uji klinis tahap kedua.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...