Keluarkan Awan Panas, Bagaimana Status Gunung Merapi?
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 2,5 kilometer ke arah barat, Kamis (29/7). Kejadian ini terjadi pada pukul 00.53 WIB.
“Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 57 milimeter (mm) dan durasi 198 detik,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, dikutip dari Antara.
Setelah itu, berdasarkan pengamatan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut mengalami 42 kali gempa guguran. Lalu, delapan kali gempa hembusan, 62 kali gempa hybrid/fase dan 20 kali gempa vulkanik.
Sampai saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level tiga atau siaga. Selama periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, guguran lava juga tercatat 15 kali meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak maksimum 200 meter ke arah barat daya.
Guguran lava dan awan panas tersebut diperkirakan dapat berdampak ke sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng, dan Sungai Putih.
Sampai saat ini BPPTKG belum memberikan peringatan akan adanya letusan atau gempa susulan yang lebih besar. Namun, sejumlah wilayah, seperti Sleman, Magelng, dan Boyolali, sebaiknya mulai menyiapkan mitigasi. Kegiatan apapun, baik penambangan maupun wisata, tidak boleh dilakukan karena berbahaya.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi. Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Kubah Lava Gunung Merapi
Kubah lava di tengah kawah puncak Gunung Merapi terus tumbuh. Volumenya saat ini diperkirakan mencapai 2,808 juta meter kubik. Angka ini menunjukkan peningkatan dari 2,1 juta meter kubik pada 8 Juni 2021.
Volume kubah lava tersebut juga lebih besar dibandingkan dengan kubah lava di sebelah barat daya gunung yang sebesar 1,88 juta meter kubik.
Sebagai informasi, Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi. Tepatnya di atas lava sisa erupsi pada 1997. Kubah lava kedua terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.
Bersamaan dengan penambahan volume tersebut, intensitas kegempaan gunung sejak pekan lalu cukup tinggi. Hanik menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi tersebutberupa erupsi efusif alias bertekanan kecil.
Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)