Harga Tes PCR Turun, Ahli Laboratorium Keluhkan Stok Lama Belum Habis
Pemerintah menurunkan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) mulai 17 Agustus kemarin. Namun Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) mengeluhkan perubahan harga dilakukan di tengah banyaknya stok alat tes Covid-19 tersebut yang belum terjual.
Patelki menyatakan harga PCR yang terjun bebas itu tidak mudah untuk disesuaikan. Sebab, laboratorium masih mencari upaya untuk menjual alat PCR tanpa mengalami kerugian.
"Kita punya stok (alat PCR) banyak, harus jual berapa nanti? Kalau dihitung unit cost, sudah tidak masuk," kata Wakil Ketua Umum 1 Patelki Atna Permana dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8).
Atna mengatakan, biaya unit alat tes Real Time PCR (RT-PCR) masih bisa ditutupi dengan penerapan aturan baru tersebut. Namun tes tersebut memerlukan waktu yang lebih lama lantaran perlu menunggu hingga terkumpul 12 sampel per siklus pemeriksaan.
Untuk itu, pihaknya juga berupaya menyesuaikan dengan aturan terbaru harga tes PCR. "Kami menyesuaikan kebijakan sampai akhir bulan. Kami coba, terutama TCM," ujar dia.
Meski begitu, ia menilai harga terbaru tes PCR masih terbilang mahal. Untuk itu, Atna menilai pemerintah perlu mendukung dana untuk memperluas cakupan tes PCR.