Moeldoko Polisikan Penelitinya, ICW Tegaskan Punya Bukti Kuat
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan dua peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait dugaan kasus pencemaran nama baik.
Moeldoko yang datang pada pukul 14.20 WIB didampingi kuasa hukumnya untuk melaporkan Egi Primayoga dan Miftahul Huda, dua peneliti ICW. Sebelum memutuskan menempuh jalur hukum, Moeldoko mengaku sudah memberikan kesempatan keduanya untuk meminta maaf dan mencabut pernyataan.
"Saya hari ini, saya Moeldoko selaku warga negara yang taat hukum dan pada siang hari ini melaporkan Saudara Egi dan Mifta, karena telah melakukan pencemaran atas diri saya," kata Moeldoko, Jumat (10/10).
Dalam kesempatan itu, ia juga menyangkal tindakannya sebagai sikap Pemerintah yang anti kritik. Ia berargumen KSP memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan sarannya. Laporan ke Bareskrim dinilai sebagai persoalan pribadi untuk melindungi nama baik dirinya dan keluarga.
Kuasa Hukum Moeldoko Otto Hasibuan menjelaskan pihaknya melaporkan pernyataan ICW terkait dengan ‘pemburu rente’ dan tuduhan ekspor beras. Otto juga menegaskan, laporan tersebut dilayangkan atas nama pribadi Moeldoko, bukan sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Merespons hal tersebut, ICW akan menghormati langkah Moeldoko yang memilih jalur hukum. Peneliti ICW Kurnia Ramadhana berharap Moeldoko memahami posisinya sebagai pejabat publik yang selalu menjadi objek pengawasan masyarakat karena wewenang besar yang dimilikinya.
“Kajian ICW terkait dugaan konflik kepentingan pejabat publik, yakni KSP, dengan pihak swasta dalam peredaran Ivermectin ditujukan untuk memitigasi potensi korupsi, kolusi, maupun nepotisme di tengah situasi pandemi Covid-19,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/10).
Ia menganjurkan jika pejabat publik merasa tidak sependapat atas kajian itu, Moeldoko dapat membantah dengan memberikan argumentasi dan bukti-bukti bantahan yang relevan.
Duduk perkara kasus ini bermula ketika ICW merilis dugaan kedekatan Moeldoko dengan PT Harsen Laboratories, produsen obat Ivermectin yang digunakan sebagai terapi pasien Covid-19.
“Kami memastikan kajian itu telah melalui proses pencarian informasi dan data dari berbagai sumber yang kredibel,” Kurnia menambahkan.
Terkait dengan polemik ekspor beras, ICW sendiri telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Moeldoko. Menurut Kurnia, fakta yang ingin disampaikan adalah mengirimkan kader Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ke Thailand. Kendati demikian, permintaan maaf ini hanya terkait dengan persoalan kedua. Adapun untuk kasus kedekatan Moeldoko dengan produsen Ivermectin, ICW mengaku memiliki bukti-bukti yang kuat.
"Pihak kuasa hukum akan mendampingi terlapor guna menghadapi setiap tahapan di Bareskrim Polri," Kurnia menambahkan.