Surat Maryam Ayat 1-11 Beserta Terjemahan dan Tafsirnya

Image title
9 November 2021, 10:18
Ilustrasi seseorang membaca surat Maryam Ayat 1-11
Unsplash/Faseeh Fawaz
Ilustrasi seseorang membaca surat Maryam Ayat 1-11

Di dalam Al Qur'an terdapat surat ke-19 yaitu Surat Maryam. Apabila menilik surat ini secara lebih dalam akan ada berbagai kisah hikmah mengenai wanita suci dari keturunan Bani imran, Siti Maryam hingga Nabi Zakaria AS.

Dalam proses turunnya ke muka bumi, Surat Maryam tiba kepada Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah. Surat ini turun di Kota Mekkah sehingga tergolong surat Makkiyah. Surat Maryam juga disebut dengan surat Kaf Haa Yaa Ain Shaad. Nama ini diambil dari ayat pertama surat ini.

Bagi Anda yang membaca terdapat berbagai faidah yang bisa dirasakan. Dimulai dari doa-doa permohonan kepada Allah SWT sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Zakariya AS dalam meminta keturunan. Kisah ini diceritakan pada Surat Maryam ayat 1-11. Nabi Zakariya AS berdoa dengan lemah lembut dan sabar kepada Allah SWT.

Pada pembahasan kali ini akan berfokus pada surat Maryam ayat satu hingga sebelas. Dari tulisan dalam huruf Arab maupun latin beserta terjemahannya. Setelah itu akan dilanjutkan dengan tafsir dari surat tersebut.

 Surat Maryam Ayat 1-11

Berikut Surat Maryam dari ayat satu hingga sebelas dikutip dari Al Qur'an Kementerian Agama:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

كۤهٰيٰعۤصۤ ۚ - ١

1. Kaf Ha Ya ‘Ain Shad.

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ - ٢

żikru raḥmati rabbika 'abdahụ zakariyyā.

2. Yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria.

اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا - ٣

iż nādā rabbahụ nidā`an khafiyyā.

3. Yaitu ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا - ٤

qāla rabbi innī wahanal-'aẓmu minnī wasyta'alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu'ā`ika rabbi syaqiyyā.

4. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.

وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ - ٥

wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā.

5. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.

يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا - ٦

yariṡunī wa yariṡu min āli ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyā.

6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai."

يٰزَكَرِيَّاۤ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ اۨسۡمُهٗ يَحۡيٰى ۙ لَمۡ نَجۡعَلْ لَّهٗ مِنۡ قَبۡلُ سَمِيًّا

Yaa Zakariyyaaa innaa nubashshiruka bighulaami nismuhuu Yahyaa lam naj'al lahuu min qablu samiyyaa

7. (Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”

قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا وَّقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا - ٨

qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa kānatimra`atī 'āqiraw wa qad balagtu minal-kibari 'itiyyā

8.Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”

قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا - ٩

qāla każālik, qāla rabbuka huwa 'alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā

9. (Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا - ١٠

qāla rabbij'al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā

10. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”

فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا - ١١

fa kharaja 'alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥā ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa 'asyiyyā

11. Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.

Mengutip Tafsir Ibnu Katsir Jilid Lima disebutkan bahwa Surat Maryam ayat 1-11 ini adalah kumpulan doa Nabi Zakaria kepada Allah SWT agar diberikan keturunan. Hal itu diperjelas di ayat lima yang berbunyi:

Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.

Dari Surat Maryam ayat 1-11 bisa diambil hikmah bahwa Nabi Zakaria tidak merasa khawatir tentang harta yang dimilikinya untuk para ahli warisnya. Sebab, posisi kenabian memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan lebih mulia ukurannya dibandingkan dengan keinginan akan harta.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...