Cek Fakta: Benarkah Varian Omicron Adalah Komplikasi Vaksin Covid-19?

Amelia Yesidora
8 Desember 2021, 17:18
Omicron, vaksin virus corona, vaksin Covid-19, cek fakta vaksin
AstraZeneca
Ilustrasi vaksin Covid-19
GNI: Keliru

Penemuan pertama infeksi Omicron terjadi beberapa pekan lalu di Afrika Selatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan varian baru Covid-19 tersebut dan memasukkannya pada kategori perlu diperhatikan pada 26 November 2021. 

Informasi terkait Omicron lalu dengan cepat tersebar ke masyarakat. Tak terkecuali kabar hoaksnya di media sosial. Salah satunya adalah laman Facebook bernama Beware of Disinformation.

Pengguna akun itu mengunggah foto yang menyebut Omicron adalah komplikasi dari uji coba sebuah obat, yang menjurus pada vaksin virus corona. Foto yang diunggah pada 29 November lalu itu telah disebar 345 kali dan disukai 172 pengguna Facebook. 

Berikut tulisan terjemahan dalam foto tersebut:

Beberapa gejala varian Omicron adalah:

  1. Gagal jantung
  2. Aritmia (gangguan pada irama jantung)
  3. Miokarditis/perikarditis (radang pada otot jantung dan perikardium)
  4. Pembekuan darah
  5. Stroke
  6. Gangguan saraf tepi
  7. Disfungsi multiorgan (multiorgan failure)

Omicron terdengar seperti komplikasi karena uji coba obat tertentu, bukan?

Penelusuran

Melansir dari Reuters, belum ada bukti varian Omicron menyebabkan gejala-gejala tersebut. Pernyataan ini pun sesuai dengan pandangan profesor patologi dan kedokteran dari laboratorium Universitas Wisconsin-Madison David O’Connor. 

Sampai sekarang para ilmuwan belum memiliki waktu dan kasus yang cukup untuk mengetahui gejala varian tersebut. Informasi yang tersebar luas adalah pandangan beberapa ahli berdasarkan jumlah kasus sangat kecil.

“Dokter dan ilmuwan butuh lebih banyak waktu untuk mengetahui bagaimana tingkat keparahan Omicron,” kata O’Connor kepada Reuters

WHO pun menyebutkan belum ada informasi yang jelas mengenai kemampuan transmisi Omicron atau keparahan gejalanya dibandingkan varian sebelumnya. 

Data yang dihimpun organisasi itu menunjukkan, adanya peningkatan pada instalasi rawat inap pada rumah sakit di Afrika Selatan. “Namun hal ini terjadi karena tingginya jumlah manusia yang terinfeksi, alih-alih hasil dari infeksi khusus varian Omicron,” kata WHO.

Bila ditinjau dari sudut pandang vaksin, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menuliskan, vaksin tetaplah aman dan efektif. 

Gejala penerima vaksin, seperti anafilaktik (alergi parah), sindrom trombositopenia (TTS) alias penurunan jumlah trombosit darah, serta miokarditis (peradagangan otot jantung) dan perikarditis (pembengkakan dan iritasi pada membran jantung) adalah efek samping yang jarang terjadi. 

CDC pun masih memantau penderita Sindrom Guillain-Barre, efek samping vaksin Johnson & Johnson. Sindrom ini memicu sistem kekebalan tubuh menyerang saraf tepi manusia. “Vaksin sangatlah aman, dengan efek samping yang sangat jarang dan biasanya pun ringan,” kata O’Connor.

Institut Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mencatat, varian Omicron mampu menembus kekebalan tubuh. Namun kabar baiknya, vaksin yang sudah ada sekarang ini masih bisa melindungi gejala berat hingga kematian dari varian tersebut. 

Sebagai informasi, infeksi Omicron sudah ditemukan di 47 negara di dunia. Di kawasan Asia Tenggara, varian ini sudah muncul di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di Negari Gajah Putih, temuan Omicron terjadi pada awal pekan ini dari seorang warga negara AS yang melakukan perjalanan ke Spanyol akhir bulan lalu. 

Di Afrika Selatan, Omicron menjadi varian virus Covid-19 dengan jarak waktu empat minggu sejak deteksi pertama di sana. Sebanyak 74% dari seluruh genom virus yang telah diurutkan bulan lalu, Omicron ditemukan perdana pada sampel yang diambil di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan, tanggal 8 November. 

Berikut daftar 19 negara yang sudah mendeteksi kasus Omicron beserta jumlah kasusnya.

Kesimpulan

Informasi yang menyebut infeksi Omicron adalah komplikasi vaksin virus corona adalah keliru. Sampai sekarang para ilmuwan belum mengetahui secara detail gejala dan tingkat keparahan vaksin tersebut.

Vaksin Covid-19 tetap aman dan efektif dalam menekan tingkat keparahan infeksi virus corona. Efek samping yang terjadi selama ini sangat jarang dan biasanya ringan. 

Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.

google news initiative x katadata

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...