Ada 4 Indikator Tren Penurunan Kasus Covid-19 Bantu Pemulihan Ekonomi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimistis ekonomi Indonesia mulai pulih dan menunjukkan tren positif. Optimisme itu didasari pengurangan kasus baru Covid-19 secara nasional yang menunjukkan terkendalinya varian Omicron di Tanah Air.
“Meski sempat menurun, pemulihan ekonomi Indonesia dapat bangkit dengan cepat dan menunjukkan tren yang positif sejak akhir Januari,” kata Luhur dalam keterangan pers seusai Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kantor Presiden RI, Jakarta, Senin (4/4).
Ada empat tolok ukur yang digunakan Luhut untuk menegaskan pemulihan ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia. Pertama, indeks belanja yang dipublikasikan oleh Mandiri Institute bernama Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan adanya peningkatan di semua wilayah. Bahkan indeks belanja wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencapai tingkat tertinggi sejak pandemi melanda.
Bila ditilik dari laman Mandiri Institute, pertumbuhan indeks belanja masyarakat Indonesia mengalami pertumbuhan 16% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2022. Angka ini jauh meningkat dari indeks belanja Februari 2021 yang mengalami kontraksi atau pengurangan sebesar 4% yang disebabkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Kedua, Luhut juga menjelaskan adanya peningkatan secara signifikan atas mobilitas masyarakat ke luar rumah. Tingkat mobilitas ini juga sudah mencapai titik tertinggi semenjak pandemi melanda Indonesia di bulan Maret 2020 lalu.
“Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi dan situasi pandemi di Indonesia terkendali dengan sangat baik, yang pada akhirnya membentuk rasa aman dan nyaman di dalam masyarakaat kita untuk beraktivitas,” jelas Luhut.
Ketiga, Global Normalized Index yang dikeluarkan oleh The Economist menunjukkan Indonesia berada di angka 68 dari 100. Luhut menjelaskan posisi ini adalah kondisi normal.
Melansir laman The Economist, indeks ini mengukut perubahan perilaku manusia di seluruh dunia berdasarkan data yang diambil dalam jangka waktu harian dan mingguan. Data ini digunakan untuk mengevaluasi bagaimana kehidupan sudah berubah sejak pandemi menyerang.
Indeks ini dihitung berdasarkan delapan variabel di 50 negara yang merepresentasikan 75% populasi masyarakat global dan 90% GPD secara global. Adapun delapan variabel ini adalah, kegiatan olahraga, durasi di rumah, kemacetan lalu lintas, langkah yang diambil oleh ritel, tingkat hunian kantor, penerbangan, jumlah penjualan tiket bioskop, dan transportasi publik.
Tolok ukur terakhir adalah pertumbuhan positif dari aktivitas industri selama tujuh bulan berturut-turut. Hal ini berdampak baik karena dapat menyerap tenaga kerja pada sektor manufaktur.
“Dengan semakin terkendalinya pandemi Covid-19, pemerintah akan terus melakukan transisi mengembalikan kehidupan dan aktivitas ekonomi masyarakat kembali mendekati tingkat yang normal,” kata Luhut.