Kisah Sultan Iskandar Muda, Raja Aceh yang Berhasil Kalahkan Portugis
Sultan Iskandar Muda alias Perkasa Alam merupakan raja termasyur Kesultanan Aceh Darussalam yang bertahta pada 1607-1636. Ia merupakan pemimpin yang berhasil membawa kerajaan Islam tersebut menuju masa-masa keemasan.
Dilansir dari Islam and State in Sumatra: A Study of Seventeenth-Century Aceh (2004) karya Amirul Hadi, Sultan Iskandar Muda lahir di Banda Aceh pada tahun 1593.
Sultan Iskandar Muda masih berusia belia saat pamannya Ali Riayat Syah mengkudeta kepemimpinan kakeknya Alauddin Ri’ayat Syah. Ali Riayat Syah kemudian berkuasa, memimpin Kesultanan Aceh mulai tahun 1604. Sayangnya, Ali Riayat Syah, memiliki tabiat yang buruk.
Kepemimpinan Ali Riayat Syah disebut merupakan periode yang penuh kekacauan di dalam kesultanan, kondisi Aceh pun ikut memburuk. Sultan Iskandar Muda merasa tidak aman berada di dalam istana. Ia kemudian meminta perlindungan dari pamannya yang lain, Sultan Husen yang berkuasa di Pidie.
Sultan Ali Riayat Syah memaksa Sultan Husen menyerahkan Sultan Iskandar Muda, namun ditolak. Bahkan, Sultan Husen akan memberontak dan menyerang Kesultanan Aceh di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda. Namun perlawanan itu gagal, dan Sultan Iskandar Muda ditangkap lalu dijebloskan ke penjara.
Dilain sisi, Kesultanan Aceh tengah menghadapi ancaman dari Portugis. Sultan Iskandar Muda kemudian menawarkan diri untuk memimpin serangan terhadap portugis. Sultan Ali Riayat Syah ternyata menyetujui permintaan Sultan Iskandar Muda tersebut.
Berdasarkan catatan Slamet Muljana dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa (2005), Sultan Iskandar Muda dengan sukses memimpin rakyat dan pasukan Aceh melawan Portugis. Bahkan dalam suatu serangan balasan, Portugis terpaksa mundur. Kemenangannya membuat popularitas Sultan Iskandar Muda melambung.
Kepemimpinan Sultan Iskandar Muda
Pada 4 April 1607, Sultan Ali Riayat Syah mendadak wafat. Alhasil, Sultan Iskandar Muda pun dinobatkan menjadi penguasa baru di Aceh. Sultan Iskandar Muda mulai merintis masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam sejak mulai bertahta.
Diungkapkan Mohammad Said dalam Aceh Sepanjang Abad (1981), Sultan Iskandar Muda berhasil mempersatukan negeri-negeri di kawasan Selat Malaka untuk melawan bangsa asing yang datang.
Wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh pada periode Sultan Iskandar Muda bertambah luas. Masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai masa paling gemilang dalam sejarah Kerajaan Aceh.
Di bawah kepemimpinannya perekonomian Kesultanan Aceh melaju dengan pesat berkat perdagangannya. Tidak hanya dalam sektor ekonomi, Sultan Iskandar Muda juga berhasil memperkuat pengaruh politiknya. Wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh pada periode Sultan Iskandar Muda bertambah luas.
Daerahnya meliputi Semenanjung Malaya (Johor, Malaka, Pahang, Kedah, Perak), Thailand (daerah Patani), dan sebagian besar wilayah Sumatera. Salah satu kebijakan politik yang dilakukan Sultan Iskandar Muda saat menjadi penguasa Aceh Darussalam adalah membagi wilayah menjadi tiga sagoe atau tiga desa.
Pada masa pemerintahannya, Sultan Iskandar Muda berhasil mendapat kontrol atas perdagangan di pesisir Selat Malaka yang terdapat beberapa pelabuhan strategis. Setelah itu, ia kemudian membuat aturan untuk menetapkan pajak bagi setiap kapal dagang dari berbagai wilayah di dunia.
Hal itu dilakukan untuk menarik pendapatan dan mengembangkan perdagangan dalam negerinya. Misalnya penerapan pajak yang tinggi bagi kapal-kapal dari Eropa. Nilai pajak ini berbeda dengan yang dikenakan bagi pedagang Muslim.
Penerapan pajak ini berdampak pada kemajuan di bidang ekonomi karena besarnya pendapatan Kesultanan Aceh. Dari pendapatan tersebut, Aceh mampu mengembangkan perekonomiannya dan memajukan sektor pendidikannya. Kemajuan di bidang pendidikan juga diperhatikan oleh Sultan Iskandar Muda dengan menerapkan kebijakan yang sistematis di bidang keislaman.
Hal itu diterapkan sebagai upaya untuk menyediakan pendidikan dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Tanggal 27 Desember 1636, Sultan Iskandar Muda wafat dalam usia 43 tahun karena sakit keras. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, dilansir laman Pemprov Aceh, Kesultanan Aceh Darussalam mulai melemah.
Atas jasanya kepada negara, Sultan Iskandar Muda dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.077/TK/Tahun 1993.