Diresmikan Anies Ini Fasilitas Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan area Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang telah direvitalisasi pada Minggu (18/9). Dalam sambutannya, Anies mengatakan, taman ini bangun untuk mendekatkan akses literasi, kesenian dan diskusi kepada komunitas dan warga Jakarta.
Anies menyebut, ada 5.248 penerbit di Jakarta. Angka ini menyubang 30% dari total penerbit buku modern secara nasional. "Penerbit di Jakarta banyak, tapi tersebar. Sehingga kegiatan-kegiatan literasi sulit terjangkau masyarakat. Terutama orang tua dan anak sekolah," kata Anies.
Lokasi taman ini dinilai bisa menjadi titik temu para warga karena lokasinya yang berada di lokasi transit dan alih moda transportasi Blok M - Sisingamangaraja, melalui halte Integrasi Centrale Stichting Wederopbouw (CSW), terminal Blok M, dan stasiun MRT Jakarta.
Taman yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini memiliki luas sekitar 9.170 meter persegi. Dilengkapi dengan fitur-fitur seperti paviliun literasi, selasar pandang, galeri, amphitheater, taman plaza, taman bermain, forest walk, hingga kolam teratai.
Taman ini juga bakal dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendukung seperti perpustakaan, ruang baca, ruang diskusi, toko buku, kedai kopi, musala, dan kantor.
Adapun pencanangan pembangunan taman tersebut sudah dimulai pada Oktober 2021 lalu. "Dari banyaknya komunitas literasi ini belum terkondolidasi, maka dari itu taman ini diharapkan bisa menjadi area konsolidasi dan pertemuan ide para masyarakat komunitas di tempat ini," sambungnya.
Guna mengidupkan aktivitas taman, Anies meminta kepada PT Integrasi Transit Jakarta selaku pengelola taman untuk untuk memasifkan kegiatan diskusi tiap pekan.
Menurutnya, kegiatan literasi di Taman Martha Christina Tiahahu harus dilakukan secara rutin sehingga muncul kebiasaan warga yang hadir tanpa harus melihat jadwal kegiatan.
"Seperti warga yang mau sholat Jumat. Tanpa ada pemberitahuan khusus, warga akan datang. Jadi saya titip kepada yang mengelola taman ini karena sesudah Oktober saya gak bisa lagi mengawasi. Saya hanya bisa datang sebagai warga di sini," ujar Anies.
Adapun Martha Christina Tiahahu merupakan sosok perempuan Maluku yang menjadi salah satu simbol perjuangan Maluku melawan Belanda, selain Kapitan Pattimura. Wajahnya pernah diabadikan di uang kertas pecahan Rp 5.000 edisi 1985.
"Jakarta adalah rumah semua orang. Nama taman ini sengaja kami pertahankan. Beliau adalah pahlawan yang paling muda, gugur di usia 18 tahun yang memilih meninggal daripada diobati oleh dokter Hindia Belanda," tukas Anies.