Anies Dinilai Jadi Capres dengan Tantangan Terberat di Pilpres 2024
Sejumlah nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih menjadi kandidat kuat calon presiden. Namun tokoh tersebut masih menghadapi permasalahan.
Pendiri Lingkar Madani atau Lima Indonesia, Ray Rangkuti menyatakan dalam hal ini tantangan Anies untuk menuju 2024 paling besar. Pasalnya, kubu lawan akan mengikis dukungan Anies dengan manuver politik secara bertahap.
Salah satunya adalah dua surat politik yang sempat membuat ramai. Surat pertama terkait utang dana kampanye kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno. Sementara surat kedua terkait perjanjian politik antara Sandiaga, Anies, dan Prabowo.
Walau demikian, Ray berpendapat keberadaan Anies dalam Pilpres 2024 dibutuhkan sebagai oposisi dalam Pilpres tahun depan. "Tinggal Anies siap enggak menerima 'serangan-serangan politik' ini atau tidak," ujar Ray dalam diskusi media "MARET: Bulan Reshuffle dan Koalisi Menuju Laga Pilpres", Rabu (1/3).
Sedangkan posisi Ganjar relatif lebih aman dalam tiga bulan terakhir. Ini seiring serangan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepada Gubernur Jawa Tengah tersebut mereda.
Selain itu, Ganjar juga telah dipanggil oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada tahun lalu. Ray menduga sudah ada kesepakatan tiket Pilpres 2024 antara Ganjar dan Mega dengan syarat Ganjar tak mencari dukungan ke partai lain.
Ray menilai Ganjar pasti akan diusung PDIP jika Ketua DPR Puan Maharani tidak diumumkan sebagai capres bulan ini. Ia menilai elektabilitas Puan rendah dan tidak dapat membantu PDIP untuk bersaing dalam Pilpres 2024.
"Puan dipasangkan dengan siapapun, mandek suaranya. Jangankan meraup suara untuk partai, untuk dirinya sendiri susah," ujar Ray.
Sementara itu, Anies dan Prabowo telah diusung oleh partai politik sejak tahun lalu. Anies diusung NasDem dan Prabowo oleh Partai Gerakan Indonesia Raya. Akan tetapi, ketiga capres ini memiliki keterkaitan satu sama lain.
Ray menilai Ganjar harus menyaingi Prabowo agar dapat menang, sementara itu Prabowo harus unggul dari Anies untuk menang. Pertimbangannya, Anies membawa separuh pendukung Prabowo saat dicalonkan sebagai Capres oleh Nasdem.
Sementara itu, Prabowo memiliki basis suara yang lebih beragam jika dibandingkan dengan basis suara yang dimiliki oleh Ganjar.
Anies saat ini telah diusung oleh Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat. Meski demikian, Gubernur DKI periode 2017-2022 itu masih mencari calon wakil presiden.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menyatakan partainya membebaskan penentuan nama cawapres kepada Anies Baswedan. Sikap yang sama juga disampaikan oleh dua partai pendukung Anies lainnya yaitu Partai Nasional Demokrat atau Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera.
Ia mengatakan, partai pengusung telah bersepakat menyerahkan keputusan terkait bakal cawapres pada Anies. Meski begitu, Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS yang akan tergabung dalam Koalisi Perubahan turut menentukan beberapa kriteria calon pasangan Anies.
"Parpol-parpol hanya tentukan syaratnya yakni bisa kerja sama dengan capres, elektabilitas tinggi, dan memiliki komitmen kerakyatan tinggi," kata Benny.