Indonesia Ingin Jadi Tuan Rumah Special Olympics 2031
Indonesia berusaha menjadi tuan rumah Special Olympic 2031 setelah gagal menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Keinginan tersebut didukung oleh Komite Special Olympic Asia-Pacific.
Ketua Pengurus Pusat Special Olympic Indonesia Warsito Ellwein mengatakan, keinginan pemerintah agar Indonesia menjadi tuan rumah tersebut awalnya datang dari komite. Keinginan tersebut didukung oleh Komite Special Olympic Asia-Pasifik setelah Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat TInggi G20 tahun lalu.
Warsito mengatakan, telah menyurati presiden terkait hal tersebut dan telah berdiskusi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebanyak dua kali. Menurutnya, diskusi tersebut meneguhkan keinginan Special Olympic Indonesia menjadi tuan rumah pada 2031.
"Kalau ke istana belum, tapi diskusi itu dilaporkan ke presiden. Biayanya sekitar Rp 700 miliar jadi tuan rumah 2031 nanti," kata Warsito saat ditanya Katadata.co.id, Rabu (15/3).
Adapun rata-rata ongkos yang dikeluarkan tuan rumah Olimpiade setiap 4 tahun adalah sekitar Rp 125,7 triliun. Dengan demikian, ongkos menjadi tuan rumah Special Olympic tidak sampai sepersen dari biaya menjadi tuan rumah Olimpiade.
Warsito menjelaskan rendahnya biaya tersebut disebabkan oleh tidak diperlukannya tempat bertandang yang baru. Menurutnya, penyesuaian yang diperlukan cenderung minor. Menurut dia, mayoritas biaya untuk menjadi tuan rumah Special Olympics digunakan untuk akomodasi para atlet dan delegasi negara. Adapun total negara yang berpartisipasi dalam Special Olympics mencapai 200 negara.
Mayoritas biaya yang dibutuhkan akan digunakan untuk keperluan penginapan, visa, dan transportasi di dalam negeri. Meski lebih minim biaya, Warsito menilai cukup banyak persiapan dalam menjadi tuan rumah Special Olympic. Ini lantaran Special Olympics Indonesia membutuhkan waktu tiga tahun untuk mempersiapkan operasional para atlet untuk berpartisipasi dalam Special Olympics Jerman 2023.
"Jadi, jadi tuan rumah pada 2027 kayaknya kami belum sanggup, kalau 2031 kami siap. Saya enggak mau dinilai ceroboh, harus sempurna," kata Warsito.