Aksi 25 Pendekar Menghalau Pandemi
Pandemi itu bermula dari Wuhan, Cina, lalu menyebar ke seluruh dunia. Lebih dari 650 juta manusia terinfeksi Covid-19. Korban tewas mencapai 6,8 juta jiwa hingga awal Maret 2023. Miliaran orang terkena dampaknya hingga sekarang.
Indonesia sempat tak siap menghadapinya. Di awal 2020, pemerintah masih menganggap negara ini ‘kebal’ dengan virus corona tersebut. Bahkan seorang menteri menyebut orang yang terinfeksi akan sembuh sendiri.
Pemerintah ketika itu seolah tidak mau mengambil risiko untuk mengorbankan ekonomi. Lambannya respons, di tengah lonjakan kasus yang terjadi di dunia, membuat publik melabeli pemerintah anti-sains.
Lalu, muncullah kasus pertama, dibarengi yang kedua dan ketiga, pada 2 Maret 2020. Ini menjadi titik balik kebijakan pemerintah. Bertepatan pula pada 11 Maret di tahun yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status pandemi untuk dunia.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terbentuk dan bekerja hingga Juli 2020. Tim ini berkembang menjadi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pemerintah menilai penanganan virus corona perlu dibarengi pemulihan ekonomi. Sampai sekarang tim ini masih bekerja dan status pandemi belum berubah.
Lonjakan kasus muncul berkali-kali. Gelombang pertama terjadi setelah Jokowi mengumumkan dua kasus pertama. Kasus harian tertinggi mencapai 14.528 orang.
Kemudian, gelombang kedua pada pertengahan 2021. Penyebabnya, varian delta yang menginfeksi jutaan warga dunia. Kasus Covid-19 di Indonesia ketika itu tembus 56 ribu per hari.
Gelombang ketiga datang lagi pada awal 2022. Kali ini varian omicron. Rekor tertinggi kasusnya mencapai lebih 63 ribu orang per hari.
Di tengah gelombang tersebut, pemerintah berkali-kali mengubah istilah dalam penanganan virus corona. Dimulai dari pembatasan sosial berskala besar alias PSBB pada 17 April 2020. Lalu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal 2021.
Saat PPKM, pemerintah berkali-kali memperpanjangnya. Awal Februari, istilahnya adalah PPKM Mikro. Namun karena varian delta muncul, Jokowi memutuskan PPKM Darurat pada Juli 2021.
Muncul lagi istilah baru, yaitu PPKM dengan level 1 sampai 4. Kebijakan itu berlaku hingga tahun lalu. Pada 30 Desember 2022, Jokowi secara resmi mencabut status PPKM di seluruh Indonesia. Untuk status pandemi, keputusannya ada di tangan WHO.
Para Tokoh Katadata25
Tiga tahun kita menghadapi new normal. Rasanya sekarang kita sudah menuju normal, seperti sebelum pandemi. Masker tak lagi wajib dipakai ketika keluar rumah. Kasus harian berkurang signifikan, apalagi jumlah korban meninggal. Cakupan vaksinasi Covid-19 sudah mencapai 75% untuk dosis kedua.
Semua tentu berharap pandemi tidak terjadi lagi. Namun prediksi para ahli dan epidemiolog menyebut ini bukan yang terakhir. Para ilmuwan telah memperingatkan ancaman zoonosis, penyakit menular yang berpindah dari hewan ke manusia, semakin meningkat. Aktivitas manusia plus perubahan iklim berkontribusi besar terhadap tingginya risiko tersebut.
Lantas, apa langkah selanjutnya? Dalam edisi khusus ini, Katadata.co.id menampilkan potret para tokoh yang berpengaruh besar dalam membantu kita melewati pandemi. Ini bukan sekadar apresiasi, tapi juga untuk mengingat kembali apa yang telah terjadi. Agar kita tidak lupa ketika pagebluk kembali.
Nama-nama yang muncul telah melewati penjaringan dan masukan dari lima narasumber yang kami anggap kompeten dalam bidangnya. Kelimanya adalah Co-Founder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi, Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, Peneliti Senior CSIS Philips Vermonte, dan Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi.
Tidak mudah memilah dan memilih nama-nama yang mereka sodorkan untuk kami sarikan dalam enam kategori. Redaksi Katadata.co.id menelusuri rekam jejak para tokoh dan lembaga tersebut.
Proses diskusinya panjang dan berjenjang. Di tahap awal, tim penulis mensisir nama-nama yang masuk. Tokoh yang dinilai tak memenuhi indikator akan dicoret. Sementara mereka yang mendapat centang hijau masuk dalam kategorisasi, yang belum tentu ‘aman’.
Sebab, nama-nama tersebut kembali disaring dalam pembahasan selanjutnya. Para editor saling mendebat kiprah dari masing-masing tokoh. Misalnya, seberapa besar dampak positif yang telah dilakukan sang tokoh. Hasilnya tergambar dalam paparan berikut ini.
Pertama, Special Award untuk Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kami menilai dia berkontribusi besar dalam penanganan Covid-19. Tidak hanya dalam urusan kesehatan, tapi juga ekonomi. Perannya sangat menonjol saat PPKM mulai berlaku.
Presiden Joko Widodo selama pandemi kerap kali mengatakan semua pihak harus memiliki sense of crisis. Kami melihat Luhut memiliki hal tersebut dalam berbagai perannya saat pagebluk.
Kedua, Leadership Award untuk mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. “Perannya sebagai katalisator dalam perbaikan dan inovasi sistem, khususnya pada layanan kesehatan,” kata Dicky Budiman dalam diskusi dengan Katadata.co.id pada Januari lalu.
Ketiga, The Game Changer. Tokoh yang masuk dalam kategori ini berkontribusi besar dalam memasuki new normal. Kami membaginya dalam tiga sektor, yaitu ekonomi, digital, dan kesehatan. Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi termasuk di dalamnya.
Keempat, The Pioneer. Kategori ini juga terbagi dalam tiga sektor. Mereka adalah orang-orang yang memulai hal atau penemuan baru selama pandemi. Kami memasukkan tokoh yang membantu dalam pengembangan vaksin, PeduliLindungi, dan Kartu Prakerja.
Kelima, The Mover yang terbagi pula dalam tiga sektor. Tokoh yang masuk dalam kategori ini berkontribusi dalam skala yang lebih lokal. Mereka bekerja dari grassroot, menghidupkan gerakan masyarakat sehingga secara kolektif mengatasi dan mencegah penyebaran virus corona.
Terakhir adalah The Booster. Banyak tokoh dan lembaga berjasa besar dalam kampanye serta pelaksanaan vaksinasi dan tanggap darurat Covid-19. Tanpa kehadiran mereka, target vaksin akan sulit tercapai. Kami ingin mengapresiasi mereka dalam kategori ini.
Kami sadar nama-nama yang muncul, bahkan kategori ini, jauh dari sempurna. Pandemi sebenarnya adalah kerja keras kita bersama. Tidak ada satu pun yang dapat disebut pahlawan. Kita semua satria yang melawan Covid-19.
Namun, bagi kami, apresiasi kepada para tokoh tersebut menjadi penting. Tak hanya sebagai bentuk penghargaan, tapi juga untuk memotret perjuangan bangsa Indonesia dalam tiga tahun menghadapi pandemi. Selamat membaca, Sahabat Katadata! Semoga dapat menginspirasi dan menjadi pembelajaran untuk kita semua.
Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.