Erick Thohir Akan Lapor Jokowi soal Timnas Israel di Piala Dunia U20
Erick Thohir akan melaporkan situasi dan masalah penyelenggaraan Piala Dunia U20, khususnya terkait timnas Israel, kepada Presiden Joko Widodo (Joowi). Ini untuk mencari solusi terbaik.
Hal itu disampaikan oleh Anggota komite eksekutif Arya Sinulingga. Arya mengatakan, ketua umum PSSI itu juga berharap membuka komunikasi dengan FIFA dalam waktu dekat, untuk bisa mendapatkan jalan keluar.
Sebelumnya, Gubernur Bali dan Pemerintah Provinsi Bali menolak timnas Israel. Sedangkan Bali merupakan salah satu dari enam lokasi pelaksanaan Piala Dunia U20.
Selain Bali, gelaran prestisius itu rencananya berlangsung di Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, dan Palembang.
Akibat penolakan tersebut, FIFA pada Sabtu (25/3), membatalkan drawing Piala Dunia U20 di Bali. Padahal FIFA belum memberikan surat resmi kepada PSSI.
Acara drawing itu bertujuan mengundi grup para peserta Piala Dunia U20. Acara ini awalnya direncanakan berlangsung di Bali pada 31 Maret.
"Memang kami belum mendapatkan surat resmi dari FIFA. Tapi pesannya jelas bahwa dibatalkan," kata Arya pada konferensi pers yang berlangsung di GBK Arena, Jakarta, Sabtu (25/3).
“Dan ini memang kami maklumi karena adanya penolakan dari Gubernur Bali, Pemprov Bali, yang menolak kedatangan tim Israel. Maka dengan sendirinya, drawing tidak mungkin dilakukan tanpa keikutsertaan satu tim peserta,” tambah dia.
PSSI telah berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Bali, namun Arya menyebut pihaknya menghormati pendirian provinsi tersebut.
"Kami kan PSSI dalam posisi penyelenggara, pertama (mereka) menolak kehadiran (timnas Israel), kemudian drawing, jadi kami juga akhirnya susah, nggak bisa lagi meminta untuk di sana," ujar Arya.
Erick Thohir juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri, serta dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai panitia penyelenggara lokal Piala Dunia U20.
Arya menambahkan bahwa masalah Piala Dunia U20 dapat menyebabkan Indonesia dijatuhi hukuman oleh FIFA. Sebab sejak awal Indonesia sudah mengajukan diri menjadi tuan rumah dengan segala konsekuensinya, namun kemudian gagal memenuhinya.
Dengan begitu, Indonesia bisa dinilai melanggar apa yang telah disepakati sebelumnya.
“Pada 2018 kita (Indonesia) pernah di-banned. Jadi bukan sesuatu yang baru bahwa kita mengalami itu dan kami tidak mau itu terjadi lagi,” katanya.
“Di samping kami tidak bisa ikut pertandingan internasional, juga ke dalamnya semua Liga ini terdaftar dan diakui oleh FIFA. Liga 1, Liga 2, Liga 3 ini diakui FIFA. Seandainya kita dikucilkan maka Liga Indonesia ini tidak ada lagi nanti," tutur dia.