Oleh-oleh Erick Thohir dari Qatar: Surat FIFA hingga Kepastian Sanksi
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) Erick Thohir telah kembali dari Doha, Qatar guna bernegosiasi dengan FIFA soal nasib sepak bola RI. Kepergian Erick dilakukan usai organisasi sepak bola internasional itu membatalkan drawing Piala Dunia U20.
Ujung-ujungnya, FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Keputusan tersebut diambil hanya beberapa jam usai Erick tiba di Doha.
Pulang dari Doha, Erick langsung meluncur ke Istana untuk menghadap Jokowi. Setelah itu ia memberikan keterangan kepada awak media selama kurang lebih 15 menit.
Dalam keterangannya, ia memastikan Indonesia akan terkena sanksi oleh FIFA. Meski demikian, Erick diperintahkan Jokowi untuk melobi agar hukuman yang diberikan tidak berat.
"Kalau kita tidak bisa ikut kompetisi secara maksimal di seluruh dunia sebagai tim nasional maupun klub, ini akan jadi sebuah kemunduran," katanya pada Jumat (1/4).
Berikut poin-poin yang disampaikan Erick usai berunding dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha:
Alasan Utama Pembatalan Piala Dunia U20
Erick menjelaskan pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia karena adanya penolakan terhadap kedatangan tim nasional Israel. Bahkan, keberatan disampaikan oleh elemen peemrintah pusat dan daerah.
Padahal, salah satu hal yang dijamin oleh tuan rumah penyelenggara Piala Dunia FIFA U20 adalah keamanan. "Dengan keberatan-keberatan yang disampaikan, tentu FIFA lihat ini sebuah intervensi," kata Erick.
Kepastian Sanksi
Erick memastikan FIFA akan memberikan sanksi. Namun ia berharap hukuman yang diberikan nantinya tidak seburuk seperti yang diterima Indonesia pada 2015 yakni pembekuan.
Oleh sebab itu, Erick diperintahkan Jokowi untuk bertemu lagi dengan FIFA. Tujuannya: menghindarkan RI dari pemberian hukuman terburuk.
"Saya akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi dengan FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi," kata Erick.
Surat untuk Jokowi
Kedatangan Erick di Istana juga untuk menyerahkan surat dari Infantino kepada Jokowi. Meski tak mengetahui isi surat, namun mantan bos Inter Milan itu menduga isinya adalah mempertanyakan komitmen transformasi sepak bola Indonesia.
"Makanya Pak Presiden meminta saya menyelesaikannya, mungkin ada kaitannya," katanya.