Selandia Baru dan Komnas HAM Respons Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru menyatakan akan mengupayakan solusi damai yang mengutamakan keselamatan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Pada Jumat (26/5), kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya itu merilis video terbaru mengenai penyanderaan pilot asal Selandia Baru tersebut. Dalam video itu, Mehrtens memegang bendera Bintang Kejora dan dikelilingi oleh anggota KKB yang menenteng senapan serbu.
Sambil memegang bendera, Mehrtens mengatakan para separatis menginginkan Indonesia dan negara-negara lain untuk membangun dialog kemerdekaan Papua. "Jika tidak dilaksanakan dalam dua bulan, mereka akan menembak saya," kata dia dalam video itu.
Mengutip Reuters Minggu (28/5), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan mereka telah mengetahui ihwal video tersebut dan akan mengupayakan segala cara terbaik untuk membebaskan Mehrtens. "Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mengamankan resolusi damai dan pembebasan aman Tuan Mehrtens."
Sementara itu, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengatakan penyanderaan yang berlarut-larut itu memperkeruh situasi di Papua. "Komnas HAM mengecam penyanderaan maupun ancaman untuk membunuh sandera," kata dia, Sabtu (27/5).
Ia mengatakan ancaman penembakan terhadap Mehrtens berpotensi memperburuk siklus kekerasan di Papua, memperburuk kondisi HAM dan dapat menghilangkan simpati masyarakat terhadap persoalan HAM di Papua. Selain itu, kata dia, ancaman pembunuhan itu akan menimbulkan stigma buruk di mata masyarakat internasional.
Menurut Atnike, ancaman itu sangat kontradiktif dengan desakan dialog yang diserukan berbagai pihak. "Penyanderaan Philip Mehrtens dan ancaman terhadap jiwanya bukanlah jalan untuk membuka dialog. Dialog hanya mungkin terwujud dengan memperlihatkan niat baik dan membangun kepercayaan di antara beberapa pihak."