Wapres Ma'ruf Minta Wilayah yang Terkena Antraks Segera Diisolasi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memerintahkan kawasan dengan temuan penyakit antraks pada ternak dan manusia. Hal tersebut merespons munculnya penularan antraks di Gunungkidul, Yogyakarta.
"Daerah itu diisolasi, jangan sampai menyebar ke tempat lain," kata Ma'ruf di Banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (7/7) dikutip dari Antara.
Ma'ruf juga meminta penanganan medis terhadap korban segera dilakukan. Ia memerintahkan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta mengambil langkah.
"Supaya jangan menyebar ke mana-mana, dengan berbagai cara," katanya.
Kasus penularan antraks muncul dan memakan tiga korban jiwa di Gunungkidul, Yogyakarta. Peristiwa ini diawali dengan kematian lima kali rangkaian kematian ternak dari Mei hingga Juni 2023.
Kasus menyebar saat seekor sapi yang telah tertular disembelih dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi. Seorang pasien berinisial WP, yang ikut dalam penyembelihan, sakit dan dirawat dengan keluhan gatal, bengkak, dan luka yang spesifik dengan antraks.
Tanggal 3 Juni, pasien dirujuk ke RSUP Sardjito dengan diagnosis. Namun, sehari kemudian, pasien tersebut meninggal dunia.
"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Imran Pambudi di Jakarta pada Kamis (6/7) dikutip dari Antara.
Untuk mencegah penularan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengirimkan nota dinas usulan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menekan penularan.
Dinkes beralasan penyebaran antraks bisa dikategorikan KLB juga mengacu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1501 tahun 2010.
"Kami menunggu keputusan pimpinan untuk penetapan KLB Antraks," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty pada Jumat (7/7) dikutip dari Antara.