Echovirus-11 Serang Bayi di Eropa, Ini Daftar Negara yang Terkena
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan terjadinya wabah Echovirus-11 atau E11 di 11 dari 27 negara anggota Uni Eropa. Walau demikian, WHO menilai risiko kesehatan masyarakat dari wabah E11 cenderung rendah.
WHO melaporkan E11 secara umum menyerang bayi yang masih dalam kandungan. Salah satu gejala yang kerap ditemukan adalah keracunan darah yang dialami oleh bayi atau neonatal sepsis.
"Fasilitas kesehatan yang melayani bayi baru lahir sebaiknya membiasakan diri dengan tanda dan gejala echovirus," seperti tertulis dalam laman resmi WHO yang dikutip Senin (10/7).
Seperti diketahui, Echovirus merupakan bagian dari virus Enterovirus. Beberapa gejala pasien yang terjangkit E11 cukup beragam, mulai dari ruam, demam, hingga penyakit neurologis, seperti meningitis, radang otak, dan kelumpuhan.
WHO mencatat E11 ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak. Hal tersebut menambah kesulitan dalam mengontrol infeksi yang disebabkan E11.
WHO melaporkan E11 dapat menyebabkan penyakit inflamasi pada bayi yang baru lahir, termasuk hepatitis dan penyakit enterovirus lainnya yang bersirkulasi di Eropa.
Badan dunia itu menyatakan masih sulit memprediksi seberapa jauh infeksi yang disebabkan E11 pada bayi baru lahir. Hal tersebut disebabkan tidak adanya pengawasan enterovirus secara sistemik di Eropa.
Tanpa pengawasan enterovirus, hanya kasus dengan gejala berat yang dapat dideteksi. Dengan demikian, WHO menilai ada beberapa kasus infeksi pada bayi baru lahir yang tidak didiagnosa maupun tidak dilaporkan.
Sejauh ini belum ada obat antivirus spesifik yang dapat mengobati E11. Adapun, pengobatan E11 saat ini hanya fokus pada pencegahan komplikasi akibat E11.
WHO secara khusus menyoroti enam negara Eropa yang telah terjangkit oleh wabah E11, yakni Prancis, Kroasia, Italia, Spanyol, Swedia, dan Inggris. Sementara itu, ada lima negara lain yang telah melaporkan infeksi E11 terhadap bayi baru lahir, yakni Austria, Belgia, Denmark, Belanda, dan Norwegia.
Prancis
Prancis telah melaporkan sembilan kasus keracunan darah pada bayi baru lahir akibat E11 dengan gejala berat hingga 26 Juni 2023.
Adapun, enam dari sembilan kasus terjadi pada tahun lalu, yakni masing-masing dua kasus pada Juli, Oktober, dan Desember 2022. Sementara itu, satu kasus infeksi E11 pada tahun ini terjadi Januari 2023 dan dua kasus pada April 2023.
Sebanyak tujuh bayi baru lahir dari sembilan kasus infeksi E11 dilaporkan meninggal. Sedangkan dua bayi lainnya telah dipulangkan dari rumah sakit.
Prancis menyatakan E11 sebagai wabah pada 2023. Namun belum ada tambahan kasus E11 setelah pengumuman tersebut hingga saat ini.
Pemerintah Prancis terus memberikan informasi terkait E11 ke seluruh negara anggota Uni Eropa, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa, dan WHO. Rincian terkait kasus yang telah dilaporkan telah terbitkan pada Eurosurveillance.
Kroasia
Pemerintah Kroasia baru melaporkan satu kasus E11 yang terjadi pada Juni 2023 dari dua rumah sakit bersalin yang berbeda. Otoritas setempat terus menginvestigasi E11 tanpa ada kasus tambahan sejauh ini.
Strategi penanggulangan yang dipilih Pemerintah Kroasia adalah mengisolasi dan memilah jenis enterovirus dari kasus yang terdeteksi. WHO melaporkan proses tersebut masih berlangsung.
Italia
Sebanyak tujuh kasus E11 telah terkonfirmasi di Negeri Spaghetti yang terjadi pada April-Juni 2023. Sejauh ini baru satu bayi baru lahir yang telah dipulangkan dari rumah sakit, satu bayi menunjukkan perbaikan, dan satu bayi masih berada di NICU.
Sebanyak dua kasus lainnya menunjukkan hasil tes positif tanpa gejala signifikan. Sementara itu, dua kasus lainnya masih dalam tahap investigasi.
Rincian dari dua kasus positif E11 telah dipublikasikan dalam Eurosurveillance. Pemerintah Italia kini menginvestigasi kemungkinan infeksi E11 di dalam negerinya.
Spanyol
Pemerintah Negeri Matador telah mengumumkan dua kasus positif E11 hingga 26 Juni 2023. Selain itu, Pemerintah Spanyol terus melakukan investigasi terkait kasus positif E11.
Secara rinci, E11 secara positif menjangkit bayi kembar yang lahir prematur pada Januari 2023. Salah satu bayi tersebut tercatat meninggal dunia, sedangkan saudaranya kini telah dipulangkan dari rumah sakit. Diagnosis bayi yang meninggal adalah infeksi kemungkinan berasal dari ibunya.
Berdasarkan Pusat Microbiology Nasional Spanyol, E11 telah menyebar sejak 2022. Namun data terkait E11 tidak mengindikasikan peningkatan kejadian atau kasus pada bayi baru lahir.
Swedia
Pemerintah Swedia telah melaporkan empat kasus bayi dengan meningoensefalitis akibat E11 antara awal 2022 hingga 15 Juni 2023. Analisis Epidemiologi terhadap tren dalam kemungkinan sebab penyakit tidak mengindikasikan temuan baru.
Badan Kesehatan Publik Swedia telah mengirimkan surat edaran ke semua klinik anak, laboratorium mikrobiologi, dan tenaga kesehatan regional. Surat Edaran tersebut menginstruksikan pihak-pihak tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengumpulan spesimen untuk menggolongkan enterovirus.
Inggris
Pemerintah Inggris melaporkan dua kasus E11 pada Maret 2023. E11 tercatat menjangkit bayi kembar, kedua bayi tersebut dilaporkan meninggal dengan umur 10 hari.
Pemerintah Inggris melaporkan gejala E11 yang diderita kedua bayi baru lahir tersebut adalah hepatitis dan kegagalan beberapa organ. Gejala tersebut terus memburuk sejak hari keempat dan dinyatakan wafat pada hari kesepuluh.
Sejauh ini, Pemerintah Inggris belum mengetahui adanya kasus tambahan E11. Saat ini, pemerintah Britania Raya sedang menunggu hasil sequencing dan analisis phylogenetic kedua kasus tersebut.