Indikator: Elektabilitas Ganjar Ungguli Prabowo, Anies Mulai Rebound
Hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dalam simulasi tiga nama. Posisi berikutnya diisi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Indikator memberikan responden pertanyaan spontan atau top of mind 'Bila pemilihan Presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden?'. Hasilnya, Ganjar memperoleh elektabilitas 35,2%, diikuti Prabowo sebanyak 33,2% dan Anies 23,9%.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan elektabilitas Ganjar dan Prabowo sejak 2021 bersaing dan belum terlihat jelas siapa yang paling unggul. "Tren elektabilitas capres naik turun, fluktuatif dan dinamis, pilihan publik ke capres sudah seperti iman, kadang naik dan turun," kata Burhanuddin dikutip dari Youtube Indikator Politik Indonesia, Sabtu (19/8).
Burhanuddin mengatakan berdasarkan tren elektabilitas, Prabowo unggul selama periode 2021 dan Ganjar berada di posisi atas sepanjang 2022. Pada 2023, Ganjar unggul tipis dibanding Prabowo. "Prabowo berhasil menyalip Ganjar pasca U20 dan sekarang mulai berbalik," kata dia.
Burhanuddin mencatat kenaikan kembali suara Ganjar dan melemahnya elektabilitas Prabowo karena mulai aktifnya mesin politik PDIP. "Di media sosial dihidupkan kembali narasi melawan Prabowo seperti ketika Pilpres 2019," kata dia.
Adapun tren elektabilitas Anies kembali rebound atau naik, meskipun masih tertinggal dibanding Ganjar dan Prabowo. Elektabilitas Anies masih terpaut 9% dengan Prabowo yang berada di nomor kedua.
Dia mengatakan, Anies bisa saja kembali ke masa November 2022 ketika berada di posisi kedua mengalahkan Prabowo. "Anies tak perlu kecil hati, masih ada undecided voters berpeluang untuk diambil suaranya," kata Burhanuddin.
Indikator mengadakan survei pada 15 hingga 21 Juli 2023. Populasi survei merupakan seluruh warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.811 responden yang diwawancarai tatap muka langsung.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.811 memiliki toleransi kesalahan (margin of error) plus minus 2.35% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dari 38 provinsi yang terdistribusi secara proporsional.