Respons Aksi Ahmad Sahroni, Demokrat Sebut Pernyataan SBY Tak Keliru
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan menanggapi aksi Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni yang sempat berniat melaporkan Ketua Majelis Tinggi partainya Susilo Bambang Yudhoyono ke Bareskrim. Hinca mengatakan tak ada kekeliruan yang dilakukan SBY.
Sahroni sebelumya berniat melaporkan SBY karena dugaan menyebarkan berita atau pemberitahuan bohong. Hinca beranggapan, bila ada yang tak terima dengan yang diungkapkan Presiden keenam RI itu seharusnya dijawab lewat cara yang sama di ruang publik.
"Karena memang ini sekali lagi ruang publik, ruang demokrasi, ruang menyampaikan gagasan dan pikiran. Tidak ada delik dalam ruang demokrasi," kata Hinca di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (4/9).
Hinca mengatakan, Demokrat berpandangan tak ada yang keliru dengan kronologi kejadian yang disampaikan SBY tersebut. "Kalau ada yang enggak pas, jawab saja begini, kan selesai toh, biarkan publik menilainya," katanya.
Adapun, Sahroni awalnya ingin melaporkan SBY ke penegak hukum terkait pernyataan soal deklarasi Anies Baswedan dan cawapresnya akan dideklarasikan pada awal September.
SBY merujuk pada pertemuan parpol pengusung Anies di Puri Cikeas, tanggal 25 Agustus 2023 lalu. Sebagai salah satu orang yang berada di ruangan kejadian itu, Sahroni mengklaim ucapan SBY tak benar.
"Omongan itu saya katakan enggak ada. Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar," katanya.
Ia mengatakan, selama dua jam berada di Cikeas, SBY menceritakan pengalamannya memulai proses sebagai capres pada 2004. "Beliau cerita terkait apa yang pernah terjadi sama dirinya," katanya.
Ia pun mengungkapkan, batalnya pelaporan terhadap SBY dikarenakan perintah dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Meski begitu, ia mengaku niatnya itu atas nama dirinya pribadi, bukan atas nama Nasdem.
"Pak Surya memerintahkan kepada saya untuk tidak boleh melaporkan yang bersangkutan," kata Sahroni di lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/9).
Kedekatan NasDem dan Demokrat menjadi renggang usai Surya Paloh membangun kerja sama baru dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Surya bersama Anies lalu bersepakat menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.
Demokrat mengatakan, manuver Surya Paloh itu dilakukan tanpa sepengetahuan parpol lain rekan koalisinya. Atas hal tersebut, Demokrat menyatakan menarik dukungan terhadap Anies dan mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.