Prabowo Kembali Puji Kebijakan Ekonomi Ala Jokowinomics
Bakal calon presiden Prabowo Subianto menyebut salah satu masalah yang dialami Indonesia saat ini merupakan kekayaan nasional yang mengalir keluar alias net outflow of national wealth. Dia menilai kondisi tersebut merupakan masalah sistemik karena tidak setia pada Undang-Undang Dasar yang dirancang sebagai cetak biru oleh pendiri bangsa.
Prabowo menilai masalah ini bisa diselesaikan dengan intervensi negara dari ekonomi Pancasila. “Dalam hal ini, ekonomi Pancasila tidak menghendaki pemerintah hanya jadi wasit,” kata Prabowo dalam Sarasehan 100 Ekonom 2023 yang diadakan INDEF dan CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11).
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, “Ternyata Presiden Jokowi sudah melaksanakan hal ini. Beliau mewujudkan ekonomi Pancasila. Program beliau sudah jelas adalah welfare state, berpihak kepada orang miskin.”
Ada lima kebijakan Jokowi yang ditunjukkan oleh Prabowo. Pertama, Kartu Indonesia Sehat (JKN/KIS) dengan anggaran Rp 46,5 triliun per 2023 yang memberi layanan BPJS gratis buat 96,8 juta orang. Kedua, Kartu Indonesia Pintar dengan anggaran Rp 12,1 triliun untuk siswa dan mahasiswa.
Ketiga, Kartu Sembako atau BPNT dengan anggaran Rp 45,1 triliun untuk 18,7 juta keluarga penerima manfaat. Keempat, Program Keluarga Harapan (PKH) yang anggarannya Rp 26,7 triliun bagi 10 juta keluarga penerima manfaat. Terakhir, BLT Dana Desa yang asal dananya 25% dari Rp 70 triliun dana desa.
“Ini adalah welfare state. Negara berpihak membela orang miskin, membuat safety net untuk menjaga orang paling lemah. Ini sudah terbukti dan berjalan puluhan juta orang menerima manfaat.”
Dalam catatan Katadata, ini bukan kali pertama Prabowo memuji Jokowi terkait kebijakan ekonominya. Bahkan ia sudah menciptakan istilah Jokowinomics, kebijakan ekonomi Jokowi berdasar Pancasila. Istilah tersebut ia ucapkan dalam sesi bertajuk Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 yang berlangsung Agustus lalu.
"Dengan Jokowinomics yang berdasar Pancasila, kita percaya akan mencapai Indonesia Emas 2024," katanya dalam Seminar Ekonomi Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, Selasa (15/8).
Paparan Prabowo ini dimulai dengan istilah ekonomi Pancasila, yang dapat menjadi jalan tengah dari ekonomi sosialis dan kapitalis. Calon presiden dari Partai Gerindra ini menyebut bila sebuah negara mengadopsi sistem ekonomi kapitalis, itu hanya akan memberi manfaat bagi 1% populasi, yakni kaum menengah ke atas.
“Yang mereka katakan efek ekonomi bakal trickle down (turun ke kelompok menengah ke bawah), itu akan turun kalau rakyatnya mati semua,” ujarnya.
Namun, sosialis murni juga tidak mungkin dipakai. Sebab, menurut dia, bila semua rakyat diberikan gaji sama rata, kendati pekerjaannya berbeda, maka ekonomi tidak akan berjalan. Untuk itulah jalan tengah yang dapat diambil adalah ekonomi Pancasila.
“Esensi dari ekonomi Pancasila adalah mengambil yang terbaik dari kapitalisme dan yang terbaik dari sosialisme,” kata Prabowo.