Ganjar Pranowo Kritik Indonesia Kurang Manfatkan Ekonomi Maritim
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menyoroti kurangnya perhatian negara terhadap ekonomi maritim. Menurutnya sektor maritim bisa berkontribusi lebih tinggi lagi untuk meningkatkan ekonomi nasional, baik dari perikanan hingga kredit karbon.
“Wong kita 77% laut kok. Tapi sektor maritim hanya berkontribusi 7,6% dari GDP di 2021,” kata Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11).
Eks Gubernur Jawa Tengah ini membandingkan jumlah tangkapan ikan Indonesia jauh lebih rendah dari Vietnam, padahal garis pantai Indonesia lebih panjang dari Vietnam. Menurutnya, hal ini terjadi karena regulasi perizinan yang menyulitkan nelayan.
“Bagaimana regulasi biar jalan? Tembak langsung. Kita harus mau repot untuk bantu urus izin ini. Mesti ada leadership yang bisa mendorong,” kata Ganjar.
Ganjar lalu mencontohkan ekonomi perikanan tangkap yang aturannya kadang memperketat nelayan, sehingga tidak semuanya siap. Dia juga menyebut soal sektor ekonomi lain seperti budidaya rumput laut yang bisa digarap nelayan.
Dari diskusinya dengan pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Indonesia punya lahan luas untuk menanam rumput laut yang bisa tumbuh di kedalaman 15 meter.
Untuk itu, Ganjar menyatakan ekonomi maritim seharusnya menjadi prioritas agar orang-orang kembali ke laut. Cara berpikir ekonomi, kata dia, sudah harus beralih dari berbasis daratan alias land based oriented menjadi ocean based oriented alias berbasis lautan.
“Kenapa selama ini land based? Karena yang menarik dan mudah di situ,” kata Ganjar, “Maaf dengan segala hormat, kalau batubara tinggal ambil saja. Izin sudah tahu sendiri, kalau ada keributan kita tahu sendiri bagaimana penanganannya.”
Lebih lanjut, bakal calon presiden dari PDIP ini minta hilirisasi di bidang maritim harus dilakukan. Hal ini mencakup produk turunan hingga industrinya. Beberapa yang Ganjar garis bawahi adalah cold storage untuk menyimpan hasil tangkapan hingga subsidi BBM khusus nelayan.
“Di tingkat mikro, harus ada perhatian, afirmasi, dan fasilitasi agar tumbuh. Kalau tumbuh, ini gedenya minta ampun,” katanya.