Ekspedisi Ilmuwan Temukan Spesies Echidna yang Diduga Punah di Papua
Para ilmuwan telah menemukan kembali spesies mamalia yang telah lama hilang di Pegunungan Dafonsoro, Papua. Spesies yang disebut echidna ini, terakhir kali terlihat 60 tahun silam.
Mengutip Reuters, Sabtu (11/11), echidna digambarkan memiliki duri landak, dengan moncong menyerupai trenggiling. Spesies yang ditemukan di Papua ini dinamakan Echidna Attenborough, sesuai dengan nama naturalis asal Inggris David Attenborough, yang pertama kali menemukannya.
Penampakan echidna ini diketahui dari tangkapan kamera jarak jauh pada hari terakhir ekspedisi empat minggu yang dipimpin oleh para ilmuwan Universitas Oxford bersama kolaborator dari kelompok konservasi Indonesia YAPPENDA.
Setelah turun dari pegunungan di akhir perjalanan, ahli biologi James Kempton menemukan gambar makhluk kecil yang berjalan melalui semak-semak hutan pada kartu memori terakhir yang diambil dari lebih dari 80 kamera jarak jauh. Setelah diidentifikasi lebih lanjut, diketahui hewan tersebut adalah echidna.
"Ada rasa euforia yang luar biasa, dan juga rasa lega setelah sekian lama berada di lapangan tanpa imbalan apa pun hingga hari terakhir," kata Kempton, dikutip dari Reuters.
Echidna tergolong spesies unik, karena merupakan anggota monotremata, yakni kelompok mamalia yang bertelur. Berduri, berbulu dan berparuh, echidna disebut sebagai "fosil hidup". Mereka diperkirakan muncul sekitar 200 juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus masih menjelajahi bumi.
Hingga saat ini, satu-satunya bukti bahwa keberadaan spesies yang memiliki nama latin Zaglossus Attenboroughi ini, adalah spesimen mati yang berusia puluhan tahun di museum.
Dari empat spesies echidna, tiga diantaranya mempunyai paruh yang panjang, yaitu echidna Attenborough, dan echidna barat yang terancam punah.
Selain menemukan echidna yang diduga punah, ekspedisi tersebut juga menemukan spesies serangga dan katak baru, serta mengamati populasi kanguru pohon dan burung cendrawasih.