Ganjar Berpotensi Paling Dirugikan Migrasi Pendukung di Pilpres 2024
Bakal calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD berpotensi menjadi pasangan yang paling dirugikan dari maraknya migrasi pemilih ke kompetitor lainnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan basis dukungan Ganjar bisa terkoreksi tajam dan bermigrasi ke pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Burhan menjelaskan, perpindahan dukungan ini disebabkan oleh peran Gibran sebagai putra Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Basis suara Ganjar pindah ke Gibran karena Jawa Timur dan Jawa Tengah itu basis suara Pak Jokowi," kata Burhan dalam diskusi Habibie Democracy Forum bertajuk Pemilu 2024 dan Prospek Demokrasi di Indonesia di Hotel Meridien Jakarta pada Rabu (15/11).
Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta itu mengatakan basis suara Jokowi merupakan massa mandiri yang tidak terikat dengan PDIP sebagai partai pengusung Jokowi.
Menurut Burhan, sebagian suara pemilih Jokowi namun bukan pemilih PDIP pada Pilpres 2019 bakal mengarah kepada pasangan Prabowo-Gibran. "(Pada 2019) Suara PDIP hanya 20%, sementara suara Pak Jokowi 55,5%. Jadi suara Pak Jokowi dari non PDIP itu yang paling banyak lari," ujarnya.
Namun, basis suara Prabowo pada dua pilpres sebelumnya juga berpotensi pindah ke pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Menurut Burhan, perpindahan itu disebabkan oleh rasa kekecewaan pendukung terhadap sikap Prabowo untuk menggandeng Gibran yang dinilai sejumlah masyarakat cacat prosedur.
Burhan juga mengatakan pendukung lama Prabowo saat ini sebagian sudah memindahkan suaranya ke pasangan Anies-Muhaimin. Burhan menilai mayoritas pendukung lama Prabowo yang migrasi adalah mereka yang masuk dalam kategori negative partisanship, yakni pemilih yang mendukung karena tidak menyukai lawannya.
"Jadi yang paling mendapatkan untung sekarang adalah Prabowo karena faktor pendukung Jokowi, kedua Anies, dan yang paling gigit jari adalah Ganjar," kata Burhan.
Pernyataan tersebut selaras dengan temuan survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis awal bulan lalu. Hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo mencapai 33.2%, Ganjar 22.1%, dan Anies 19.9%.
Dibandingkan temuan sebelumnya, elektabilitas Prabowo dan Anies tampak menguat, sementara dukungan kepada Ganjar menurun. Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Prabowo 40,6%, Ganjar 27,8%, Anies 23,7%, dan sekitar 7,9% belum menentukan pilihannya.
Tampak perubahan penutupan pendaftaran capres-cawapres di KPU, 25 Oktober 2023. Tren elektabilitas Prabowo dan Anies masing-masing menguat sekitar 2-3%, sementara Ganjar tampak menyusut hingga sekitar 8%.
Adapun Survei tersebut dilakukan pada 27 Oktober hingga 1 November 2023 dengan menyasar kepada 1.220 orang berusia 17 hingga di atas 60 tahun. Survei yang menggunakan metode penarikan multistage random sampling itu memiliki toleransi kesalahan 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.