Anies Bilang Tak Punya Buzzer sejak Pilkada 2017 hingga Pilpres 2024
Calon presiden Anies Baswedan menyatakan dirinya tidak menggunakan buzzer sejak Pilkada 2017 hingga Pilpres 2024. Mantan gubernur DKI Jakarta ini berharap media memberi ruang untuk tetap objektif.
“Kalau kemarin pakai buzzer, enggak babak belur kayak begini, Pak,” kata Anies dalam diskusi Capres 2024 Bicara Pers di Jakarta, Jumat (1/12).
Anies mengatakan solusi untuk masalah buzzer ini dengan berbincang bersama media. Hal ini dilakukan karena tetap ingin menjaga kebebasan berekspresi. Di sisi lain, ia tidak ingin informasi bersifat post-truth, yakni informasi yang hanya berdasar emosional bisa dianggap faktual.
“Kami ingin mencari keseimbangan di antara dua hal itu,” katanya. “Kami malah menemukan pribadi objektif yang dulu mengambil posisi berseberangan, kini melihat kenyataan dan menyampaikan apa adanya.”
Ia bercerita, pernah ada seorang pemimpin redaksi media meminta maaf atas berita provokatif untuk kubu AMIN. Petinggi media itu menyatakan berita provokatif bakal ramai direspon oleh buzzer di media sosial. Hal ini penting karena media sekarang berebut viewers.
"Media jangan jadi feeder. Buzzer membuat polarisasi menguat," ujar Anies.
Anies menyatakan pentingnya ruang kritik. Publik bisa memberi masukan pada pemerintah, kemudian pemerintah bisa membangun argumen untuk mengungkap fakta. Bila media memberikan ruang untuk dua pihak ini, maka publik akan memperoleh keuntungan.
Anies memandang media tidak harus bersikap netral, tapi wajib objektif. Ia mendefinisikan netral sebagai sikap yang muncul dari asesmen objektif.
“Jadi menurut kami yang dijaga adalah objektivitasnya dan tentu independensi,” ujarnya.