Obituari Rizal Ramli: Mantan Menteri yang Gemar Kritik Utang
Mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Rizal Ramli meninggal dunia di usia ke-69 tahun pada Selasa (2/1/2024). Semasa hidupnya, Rizal Ramli juga dikenal sebagai ekonom kritis yang gemar mengkritik kebijakan pemerintah, termasuk soal utang.
Rizal Ramli adalah mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia. Ia juga sempat tiga kali menjabat sebagai menteri di dua pemerintahan.
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada 2021 dan Menteri Keuangan pada tahun berikutnya. Dua jabatan tersebut diemban Rizal Ramli saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Pria yang lahir di Padang, Sumatera Barat pada 10 Desember 1954 ini juga sempat menjabat sebagai menteri koordinator bidang kemaritiman di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2015.
Rizal juga pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya. Ia bahkan pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013. Ia beralasan ingin fokus mengabdi pada negara.
Rizal yang merupakan lulusan s1 Teknik Fisika ITB dan Doktor Ekonomi Boston University juga pernah menjabat sebagai Ketua Perum Bulog dan komisaris di BUMN, yakni Semen Gresik dan BNI.
Kritik Utang
Ekonom senior ini sering kali mengeluarkan pernyataan yang mengundang kontroversi di kalangan pemerintahan dan masyarakat umum. Ia pernah mengusulkan pembatalan rencana pembelian pesawat baru oleh Kementerian BUMN untuk maskapai penerbangan Garuda Indoensia.
Rizal saat itu menilai pembelian pesawat baru tersebut adalah kebijakan yang tidak tepat dan memboroskan uang negara. Ia juga pernah mengkritik k proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt yang dianggap tidak realistis dan mengatakan bahwa rencana itu adalah proyek ambisius Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ia juga beberapa kali mengkritik kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia pernah mengkritik kewajiban untuk memasukkan ponsel dalam laporan SPT hingga utang pemerintah yang terus melonjak. Menurut dia, beban bunga utang yang mencapai Rp 400 triliun per tahun akan memberatkan masyarakat.
Rizal Ramli juga sempat menilai gelar Menteri Terbaik Dunia yang didapat oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 2018 kurang layak. Pendapatnya muncul karena menganggap kondisi perekonomian Indonesia saat itu masih lemah.
Menurut dia, daya beli masyarakat saat itu mengalami penurunan. Di sisi lain, pemerintah malah mengambil kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat seperti impor komoditas pangan di saat panen.