Membanding Visi Misi 3 Capres Jelang Debat, Apa Fokus para Kandidat?
Komisi Pemilihan Umum kembali menggelar debat kelima putaran pemilihan presiden (pilpres) pada Minggu (4/2). Forum ini akan menjadi pertemuan terakhir pala calon presiden dalam debat yang digelar KPU menjelang pelaksanaan pilpres.
Pada debat kelima ini, tiga capres yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo akan melakoni debat kelima Pilpres 2024 pada Minggu (4/2). Adapun sebelumnya pada Minggu (21/1) KPU telah menggelar debat cawapres yang mempertemukan Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD.
Pada debat terakhir, para capres akan beradu gagasan mengenai sejumlah tema. Adapun isu yang dibahas dalam debat kelima adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan inklusi.
Sebelum tampil di debat, tiap-tiap kubu telah menyampaikan visi dan misi mengenai kesejahteraan, kualitas hidup, kesehatan, dan isu strategis lain dalam berbagai kesempatan. Gagasan dan program para capres juga telah diurai dalam dokumen visi-misi sebagai modal kampanye menjelang Pemilu pada 14 Februari mendatang.
Visi Misi Anies - Muhaimin Bidang Kesejahteraan dan Kualitas SDM
Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar yang diusung oleh gabungan partai Koalisi Perubahan telah merilis dokumen visi-misi bertajuk 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua'. Anies - Muhaimin berencana untuk memperbaiki bantuan sosial yang bersifat langsung seperti BLT dan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan perbaikan ketepatan sasaran.
Mereka meyakini upaya untuk pengentasan kemiskinan berangkat dari meningkatkan program yang bersifat tidak langsung alias 'memberi kail'. Pancingan itu berupa insentif dan kebijakan untuk menumbuhkan sektor riil yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan aktivitas ekonomi produktif lainnya.
Anies - Muhaimin menargetkan upaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan melalui pendekatan multisektor. Adapun target kegiatan bisa menurunkan tingkat kemiskinan dari 9,36% pada Maret 2023 menjadi 4,0%-5,0% pada 2029 dan kemiskinan ekstrem 0% pada 2026.
Mereka juga menaruh perhatian pada layanan akses kesehatan dengan menambah Puskesmas baru dengan jumlah yang optimal serta pelayanan kesehatan primer dengan kualitas dan fasilitas yang layak di pedesaan. Selain itu, Anies-Muhaimin juga berjanji untuk memastikan seluruh rakyat Indonesia terlindungi oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Dan memperkuat pelayanan jaminan kesehatan nasional dengan evaluasi besaran pembayaran fasilitas kesehatan tingkat lanjut sesuai ketentuan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional," kata Anies-Muhaimin.
Lebih lanjut, pasangan tersebut juga menaruh perhatian pada penguatan upaya menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi melalui penguatan peran Posyandu dan Puskesmas termasuk aktivasi bidan dan kader kesehatan.
Upaya lainnya yakni dengan memenuhi gizi seimbang dan terjangkau, terutama bagi ibu hamil dan anak usia 0-8 tahun, serta bantuan untuk kelompok rentan dan menghadirkan tempat penitipan anak berbasis komunitas.
Anies-Muhaimin juga berkomitmen untuk menciptakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan lewat sejumlah langkah prioritas. Diantaranya memprioritaskan alokasi dana riset pada perguruan tinggi agar efektif dan berdaya guna, serta memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan swasta dalam mengembangkan riset dan inovasi yang berkualitas dan implementatif.
Mereka juga menawarkan ekosistem pendidikan yang berpusat kepada anak melalui pemberian dukungan kepada komunitas dan organisasi pegiat pendidikan yang berkontribusi dalam menghadirkan pendidikan berkualitas, terutama untuk masyarakat yang membutuhkan.
Visi Misi Prabowo - Gibran Tingkatkan Kesejahteraan
Calon pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka juga telah menawarkan sejumlah paket jaminan perlindungan sosial dan akses layanan kesehatan masyarakat. Visi dan misi itu tertuang dalam konsep 'Bersama Indonesia Maju'.
Satu di antara yang paling populer adalah memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Prabowo sempat mempromosikan program ini di acara Mata Najwa on Stage di UGM Yogyakarta pada 21 September 2023 lalu. "Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah serta bantuan gizi untuk ibu-ibu hamil," kata Prabowo saat itu.
Program ini akan menyasar makan siang harian kepada siswa prasekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren. Tujuannya untuk menekan dampak stunting. Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029.
Adapun anggaran yang dibutuhkan dalam program makan siang dan susu gratis mencapai Rp 450 triliun per tahun. Kebijakan ini akan menyasar kepada siswa prasekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren. Tujuannya untuk menekan dampak stunting atau tengkes.
Program ini menargetkan 82,9 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029. Dengan rincian 30 juta anak pra-SD, 24 juta murid SD, 9,8 juta murid SMP dan 10,2 juta murid SMA. Selain itu, program makan siang gratis di sekolah juga menyasar kepada 4,3 juta santri dan 4,4 juta ibu hamil.
Pasangan Prabowo - Gibran juga menyodorkan program pemeriksaan kesehatan gratis untuk menurunkan kasus penyakit tuberkulosis (TBC) 50% dalam lima tahun, serta membangun rumah sakit di kabupaten. Target pemberantasan TBC adalah mengurangi kasus TBC sebanyak 50% pada tahun 2029.
"Rumah sakit berkualitas akan didirikan di seluruh kabupaten dengan dukungan dan insentif yang menarik bagi dokter ahli yang akan bertugas di sana," kata Prabowo-Gibran dalam dokumen visi dan misi.
Lebih lanjut, mereka berjanji akan melanjutkan program perlindungan sosial untuk warga miskin yang telah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Antara lain melanjutkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), KIS Lansia, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, MEKAR, dan Program Keluarga Harapan serta dilanjutkan dengan menambahkan Kartu Anak Sehat.
Prabowo - Gibran menilai akses pelayanan kesehatan yang memadai dan berkualitas akan menjadi katalis peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Mereka menganggap Program BPJS Kesehatan yang sedang berjalan saat ini perlu ditingkatkan dan didukung dengan penyediaan obat bagi seluruh rakyat. Untuk itu, peningkatan program BPJS Kesehatan dan ketersediaan obat menjadi perhatian utama.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah, meningkatkan kualitas lulusan dan infrastruktur sekolah dan sarana pendukungnya, akan dibangun sekolah-sekolah unggulan di setiap kabupaten. Sekolah unggulan yang akan dibangun mengikuti model sekolah unggulan tanpa asrama alias non-boarding school) dan asrama, serta terintegrasi dari sekolah dasar hingga ke menengah atas.
Mereka mendorong adanya alokasi dana riset dan inovasi mencapai 1.5-2.0% dari PDB dalam 5 tahun sebagai modal investasi kualitas pendidikan dan peningkatan penguasaan sains dan teknologi Inovasi.
Langkah strategis yang mereka tawarkan adalah pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Visi Misi Ganjar - Mahfud Dorong Kesejahteraan dan Kualitas SDM
Dalam dokumen visi dan misi yang telah diserahkan ke KPU, Ganjar dan Mahfud berfokus pada pelayanan kesehatan tingkat pertama. Penyediaan 1 puskesmas tiap desa bakal dilengkapi dengan ketersediaan dokter, tenaga kesehatan, dan obat. Juga dengan mempercepat layanan kesehatan lewat sistem digitalisasi atau telemedicine.
Mereka juga menjanjikan bantuan untuk ibu hamil lewat penyaluran dukungan gizi dan akses layanan kesehatan selama masa kehamilan dan menyusui. Program 1.000 hari pertama, serta pasokan gizi untuk anak hingga usia lima tahun. Langkah tersebut diharap mampu menekan target prevalensi stunting di bawah 9%.
Selanjutnya, Ganjar - Mahfud berjanji menaikan target penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi 15 juta penerima. Mereka juga menyasar untuk mempermudah proses pendaftaran dengan hanya melampirkan nomor induk kependudukan yang tercantum di KTP.
"Identitas tunggal itu nantinya akan diatur untuk mengintegrasikan seluruh pemberian jaminan sosial, bantuan, dan layanan dari pemerintah," kata Ganjar-Mahfud dalam dokumen visi-misi bertajuk Menuju Indonesia Unggul, dikutip Selasa (30/1).
Lebih lanjut, pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan didukung Perindo, Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan itu juga menawarkan program penguatan kesehatan mental. Mereka berjanji menyediakan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis.
Tindakan itu bertujuan untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik, dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.
Pada aspek pendidikan dan penguatan kualitas sumber daya manusia, Ganjar-Mahfud menawarkan janji untuk meningkatkan investasi riset dan inovasi industri unggulan melalui peningkatan anggaran riset dan inovasi mencapai 1% dari PDB pada tahun 2029.
Adapun strategi untuk menghimpun dana itu yakni dengan mendorong sinergi pendanaan pemerintah dan swasta melalui efisiensi pagu anggaran dan penyederhanaan regulasi pendanaan filantropi maupun insentif pajak atau subsidi bagi swasta.
Ganjar sebelumnya juga telah berkampanye untuk meningkatkan anggaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi 1% dari PDB jika terpilih sebagai pemenang Pilpres 2024. Langkah itu bertujuan untuk meningkatkan pengembangan layanan dan industri kesehatan nasional.
Tawaran Ganjar mengenai anggaran riset untuk BRIN cenderung progresif dibandingkan jumlah pendanaan BRIN tahun 2023 senilai Rp 2,2 triliun atau 0,01% terhadap PDB.
Ganjar mengakui bahwa penyusunan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan cenderung bermasalah dan penuh kendala. Dia lalu berkaca pada pengalamannya saat memimpin Jawa Tengah selama 10 tahun. “Pengalaman saya 10 tahun jadi gubernur permintaan tertinggi adalah alat kesehatan dan banyak bermasalah,” kata Ganjar saat menjadi pembicara dalam sesi dialog Capres 03 bersama Kadin di Djakarta Theater pada Kamis (11/1).
Mereka juga menyoroti dukungan terhadap penguatan posisi perempuan dalam relasi kerja, seperti menambah cuti melahirkan bagi ibu dan ayah dengan upah dan tunjangan tetap 100%. Selain itu, Ganjar-Mahfud juga berkeinginan untuk memperbanyak tempat penitipan anak yang berkualitas, baik di sektor formal maupun di sektor informal.