Top News: Polemik Data Sirekap, PDIP Siap jadi Oposisi

Aryo Widhy Wicaksono
16 Februari 2024, 05:40
Petugas KPPS menunjukkan surat suara Capres dan Cawapres yang sudah tercoblos di TPS 006 Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/2/2024).
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU
Petugas KPPS menunjukkan surat suara Capres dan Cawapres yang sudah tercoblos di TPS 006 Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/2/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Media sosial ramai memperbincangkan aplikasi Sirekap, yang salah membaca data perhitungan suara. Aplikasi ini sejatinya memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi penghitungan suara, sehingga dapat turut memantau rekapitulasi suara Pemilu.

Akan tetapi pada kenyataannya, banyak data pada aplikasi tersebut tidak sesuai dengan data di lapangan. Perbedaan data tersebut lantas menjadi polemik, dan publik juga mengungkapkan kecurigaan mereka terhadap adanya kecurangan Pemilu.

Perbedaan data pada aplikasi Sirekap merupakan salah satu artikel terpopuler, dan menjadi bagian dari Top News Katadata.co.id. Selain persoalan Sirekap, simak juga potensi PDI Perjuangan menjadi oposisi, serta hasil quick count partai politik.

Berikut Top News Katadata.co.id:

1. Viral Dugaan Kecurangan Sirekap, Ini Penjelasan Ahli IT dan KPU

Warganet ramai-ramai mengunggah aplikasi Sirekap yang salah membaca data perhitungan suara. Berikut tanggapan ahli IT alias informasi dan teknologi serta Komisi Pemilihan Umum atau KPU.

Netizen dengan nama akun @leeuwuju misalnya, membagikan tangkapan layar atau screenshot yang menunjukkan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mendapatkan 157 suara, namun Sirekap mencatat 457 suara.

Sementara itu, angka Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD sama dengan yang tertera di lembar C1 yakni 022 tertulis 22 dan 055 tertulis 55.

Chairman Communication & Information System Security Research Center atau CISSReC Pratama Persadha juga menyampaikan perbedaan data di TPS 013 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.

2. Hasto: PDIP Siap Jadi Oposisi di DPR, Kawal Pemerintah dari Senayan

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan partainya siap menjadi oposisi di luar pemerintahan. Ia mengatakan hal itu sebagai bentuk menjalankan tugas check and balance.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar - Mahfud tersebut mengatakan, berkaca pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kekuasaan yang terpusat memunculkan kemampuan untuk melakukan manipulasi. Sehingga, kata Hasto, kekuasaan dan kritik dalam konteks kebijakan dan implementasinya membutuhkan keberimbangan.

Hasto mengatakan, berada di luar pemerintahan merupakan tugas patriotik. Tugas itu pernah dijalankan PDIP selama 10 tahun pascapemilu 2004 dan 2009.

3. Hitung Suara Sirekap Diduga Curang, Ini Cara Petugas KPPS Input Data

Warganet ramai-ramai mengunggah aplikasi Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum atau KPU yang salah membaca data perhitungan suara. Berikut cara petugas KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara menginput data ke aplikasi.

Petugas KPPS mengubah angka jika ada kesalahan. Dengan begitu, angka yang masuk bisa disesuaikan dengan yang tertulis di formulir C.

“Namun ini tetap harus disaksikan oleh saksi dan petugas Bawaslu,” ujar Chairman Communication & Information System Security Research Center atau CISSReC Pratama Persadha kepada Katadata.co.id, Kamis (15/2).

“Jadi ini (perbedaan data) bisa jadi kesengajaan atau ketidaksengajaan sistem yang salah baca, dan petugas KPPS tidak mengecek ulang hasilnya,” Pratama menambahkan.

4. Quick Count Pileg: PDIP Masih Juara, Diikuti Golkar dan Gerindra

Raihan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) unggul dalam quick count sementara yang dikeluarkan oleh Charta Politik, Indikator Politik, dan Litbang Kompas. Setelah PDIP, suara terbesar diraih oleh Partai Golongan Karya (Golkar) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Berdasarkan data hasil quick count Pemilu 2024 dari Charta Politika hingga pukul 07.48 WIB Kamis (15/2), PDIP meraih suara 15,9 persen. Raihan suara tersebut diikuti Golkar sebesar 13,67 persen dan Gerindra sebesar 13,54 persen.

Hingga pukul 07:48 Kamis (15/2), Charta Politika melaporkan 91,6 persen suara yang masuk.

Sementara itu berdasarkan laporan Indikator Politik Indonesia, Kamis (15/2/2024) pukul 06.30 WIB, PDIP meraih suara sementara sebanyak 16,68 persen. Raihan suara tersebut disusul oleh Golkar sebesar 14,75%. Sementara posisi ketiga ditempati oleh Gerindra sebesar 13,65 persen.

Hingga pukul 06.30 WIB, Indikator Politik Indonesia melaporkan jumlah suara yang telah masuk dalam hasil quick count Pemilu 2024 sudah mencapai 86,40 persen.

5. Hasil Quick Count: Suara PSI Kurang 3%, PPP Potensi Tak Lolos Senayan

Hasil hitung cepat atau quick count yang digelar sejumlah lembaga menunjukkan adanya perubahan dinamika suara partai politik yang ikut di pemilu 2024.

Merujuk hasil quick count ada potensi terjadi perubahan komposisi partai yang meraih kursi Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan.

Menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga yang diambil pukul 12.00 WIB, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih berada di posisi pertama dengan suara di kisaran 15% hingga 17 %. Di bawahnya ada partai Golkar diikuti Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Merujuk hasil sementara terdapat delapan partai yang lolos ke Senayan dengan perhitungan minimal 4% suara di pemilu. Delapan partai itu adalah PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera, Demokrat dan Partai Amanat Nasional.

Adapun Partai Persatuan Pembangunan yang sebelumnya merupakan partai parlemen terancam tidak lolos lantaran belum solid meraih suara di atas 4%.

 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...