Sorotan Media Asing Atas Kemenangan Prabowo di Quick Count Pilpres

Safrezi Fitra
21 Februari 2024, 15:02
prabowo, prabowo-gibran, media asing, kemenangan prabowo-gibran, kemenangan prabowo
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto berjoget saat hadir dalam acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Sejumlah media asing beramai-ramai memberitakan Pemilu Indonesia 2024, terutama soal pemilihan presiden (Pilpres). Setelah hasil quick count sejumlah lembaga survei dan real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) muncul, media asing menanggapinya dengan merilis pemberitaan.

Dalam hasil perhitungan sementara ini, Prabowo unggul bahkan di atas 50 persen, yang berarti pilpres bisa jadi hanya akan berlangsung satu putaran dengan kemenangan Prabowo-Gibran.

The Straits Times, dalam artikel berjudul "Prabowo on track to becoming Indonesia's next president, with two-thirds of sample votes counted". "Kandidat presiden Indonesia Prabowo Subianto dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, berada di jalur kemenangan pemilu, dengan keunggulan telak atas pesaing mereka berdasarkan 60 persen sampel suara yang dihitung pada 14 Februari," tulis media asal Amerika Serikat tersebut dalam laporannya pada 14 Februari 2024.

Sementara Voice of America (VOA), menyoroti pilihan Prabowo menggandeng putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai faktor penting kemenangannya. VOA menyoroti pengaruh Jokowi yang masih populer di ujung masa jabatan. Para pendukung Jokowi menganggap Indonesia tumbuh baik selama pemerintahan Jokowi.

Faktor lain adalah Prabowo mengubah citra dari sosok meledak-ledak menjadi kakek menggemaskan. Ia juga memanfaatkan media sosial secara aktif. Pilihan kampanye itu membuatnya diterima mayoritas pemilih muda.

Di saat yang sama, The New York Times menulis soal popularitas Jokowi yang mempengaruhi kemenangan Prabowo. Para pendukungnya berharap program Jokowi diteruskan oleh Prabowo. Program itu termasuk aneka proyek infrastruktur dan pemindahan ibu kota Indonesia.

Pemberitaan Negatif Media Asing

Sehari setelah pencoblosan selesai, The Guardian, menerbitkan editorial berjudul “The Guardian view on Indonesia’s elections: Prabowo’s win dismal news for democracy”. Media yang berbasis di Inggris ini menyinggung perbandingan saat Jokowi menang Pilpres 2014 dengan Pilpres 2024.

Saat Jokowi menang Pilpres 2014, kemenangannya membawa kelegaan dan juga perayaan. Jokowi adalah presiden pertama yang terpilih dari luar kalangan elite politik atau militer. Ia mengalahkan mantan jenderal Prabowo Subianto yang dianggap akan membawa Indonesia ke arah yang lebih otoriter. Prabowo dipecat dari militer dan dilarang masuk ke AS karena tuduhan penculikan dan penyiksaan para aktivis.

Namun, pada Pilpres Indonesia 2024 Jokowi yang mengaku netral malah terlihat jelas mendukung Prabowo dibandingkan calon dari partainya sendiri, Ganjar Pranowo. Putranya yang berusia 36 tahun, Gibran Rakabuming Raka, mencalonkan diri sebagai wakil presiden Prabowo, berkat revisi aturan yang diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK), lembaga yang dipimpin oleh ipar Jokowi.

Guardian mengatakan dengan prediksi kemenangan Prabowo, banyak yang meramalkan “musim dingin di Indonesia akan datang”. Beberapa orang berpendapat bahwa presiden baru ini mungkin akan menyimpulkan bahwa ia tidak membutuhkan otokrasi langsung, tetapi dapat mencapai apa yang ia inginkan dalam sistem yang ada saat ini.

Media asal Inggris lainnya, BBC, menyebutkan pada Pilpres 2024, Prabowo menjual dirinya sebagai kakek-kakek yang imut di TikTok, dengan menunjukkan tanda hati dengan tarian yang viral. Hal ini berhasil untuk para pemilih yang lebih muda, generasi yang kurang mendapat informasi tentang masa lalu negara di bawah kediktatoran militer.

Beberapa orang yang diwawancara BBC pada hari pencoblosan mengatakan bahwa mereka menginginkan orang kuat yang berkuasa. Seseorang yang dapat meneruskan kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi.

Namun, sebagian lainnya justru khawatir kembalinya seorang jenderal militer, yang merupakan mantan menantu diktator Suharto, akan membawa Indonesia kembali ke masa-masa kelam.

BBC pun mengungkit rekam jejak Prabowo sebagai mantan komandan unit pasukan khusus yang dituduh melakukan penculikan para aktivis. Meskipun dia dipecat, proses hukum tidak pernah diajukan terhadapnya. Prabowo sempat mengakui penculikan terhadap mereka yang selamat. Namun keluarga korban yang hilang hingga kini masih memprotes dan belum mendapatkan jawaban.

Pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo bertarung dengan Jokowi. Tidak mengakui kekalahan dan pendukungnya melakukan protes hingga beberapa orang tewas dalam kerusuhan pada 2019. Jokowi akhirnya membuat kesepakatan dan menariknya ke pemerintahan sebagai menteri.

Prabowo pun bebas melakukan perjalanan dari Paris ke Washington dan Beijing sebagai pejabat senior Indonesia. Para pembela HAM pada saat itu memperingatkan pengangkatan Prabowo ke posisi senior. Prabowo yang sempat dilarang masuk ke AS dan Australia karena catatan pelanggaran HAM, akhirnya dicabut beberapa tahun lalu.

Tak hanya media asal Inggris, media asal AS, Time Magazine juga memuat tulisan bernada negatif. Artikel berjudul “What to Know About Prabowo Subianto as Uncertainty Looms for Indonesia’s Democracy” pada 14 Februari 2024, memberitakan sejumlah kontroversi Prabowo dalam Pilpres 2024.

Selain menjelaskan rekam jejak Prabowo, Time juga menyebut Pilpres 2024 sebagai referendum tentang warisan Jokowi. Meskipun Jokowi tidak secara resmi mendukung kandidat mana pun, semua orang dapat dengan jelas melihat keberpihakannya dan berupaya membangun dinasti politiknya sendiri.

Artikel Time juga membahas tuduhan kecurangan pemilu yang didukung oleh Jokowi yang menguntungkan kubu Prabowo, meski belum terbukti. Selama akhir pekan, sebuah film dokumenter berjudul "Dirty Vote" diposting di YouTube yang merinci dugaan kecurangan pemilu oleh pemerintahan Jokowi. Film ini telah ditonton jutaan kali dalam sehari dan menjadi trending topic di X.

Media asal AS lainnya, Associated Press (AP) dalam pemberitaan berjudul "How Will Prabowo Subianto, An Ex-general Who's Never Held Elective Office, Lead Indonesia?", menuliskan bagaimana Prabowo akan memerintah dengan melihat janji kampanye dan meneruskan program Presiden Jokowi.

Prabowo akan memimpin sebuah negara kepulauan yang besar dan beragam, yang perekonomiannya telah berkembang pesat di tengah kuatnya permintaan global akan sumber daya alamnya. "Namun ia harus menghadapi kesulitan ekonomi global dan ketegangan regional di Asia, tempat konflik teritorial dan persaingan AS-China membayangi," tulis media itu dikutip Selasa (20/2/2024).

Prabowo berjanji untuk melanjutkan upaya modernisasi Presiden Jokowi, yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan membangun infrastruktur dan memanfaatkan sumber daya negara yang melimpah. Dia juga akan melanjutkan kebijakan Jokowi lainnya, seperti hilirisasi dan mega proyek pemindahan ibu kota negara.

AP menjelaskan Prabowo adalah saingan lama yang kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh Jokowi. Prabowo menerima tawaran itu, yang menjadi batu loncatan untuk kembali berkontestasi dalam pemilihan presiden. Prabowo pun memilih putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapresnya.

Latar belakang dan kepribadian Prabowo saat ini sangat kontras dengan sebelumnya yang dikenal emosional dan pidatonya yang berapi-api. Menurut AP, belum ada kepastian bagaimana Prabowo akan menanggapi perbedaan pendapat politik, protes jalanan, dan jurnalisme kritis. Namun untuk saat ini, ia tampaknya mendapat dukungan luas.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...