Singapura Dihantam Gelombang Baru Covid-19, Puncaknya Diprediksi Juni

Muhamad Fajar Riyandanu
20 Mei 2024, 14:14
covid-19, virus corona, singapura
ANTARA FOTO/ REUTERS/Edgar Su/hp/dj
Edgar Su Pemandangan perahu yang nyaris kosong dekat Merlion Park, saat pariwisata harus menghadapi penurunan curam akibat mewabahnya virus corona (COVID-19), di sepanjang Marina Bay, Singapura, Kamis (26/3/2020).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Singapura sedang memasuki masa gelombang baru penularan Covid-19 dalam dua minggu terakhir. Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengatakan telah terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 sejak awal bulan Mei.

Dia mengatakan puncak gelombang baruitu akan mencapai puncak dalam dua hingga empat minggu ke depan atau antara pertengahan dan akhir Juni 2024. “Kami berada di awal gelombang di mana kasus terus meningkat,” kata Ong, sebagaimana diberitakan oleh The Straits Times pada Sabtu (18/5).

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat kasus Covid-19 hingga 11 Mei naik menjadi 25.900 kasus, dibandingkan dengan 13.700 kasus pada minggu sebelumnya. Rata-rata harian rawat inap Covid-19 meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pasien pada minggu sebelumnya.

Ong memberi penekanan kepada masyarakat yang memiliki risiko tinggi segera mendapatkan suntikan vaksin. Beberapa yang disarankan adalah  individu berusia 60 tahun ke atas, individu yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lanjut usia.

Ong meminta pihak rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan agar bersiap-siap untuk menghadapi gelombang puncak gelombang Covid-19. Meski demikian, Pemerintah Singapura belum berencana untuk melaksanakan kebijakan pembatasan sosial karena status Covid-19 yang kini menjadi penyakit endemik.

Ong menyebut Singapura akan menjadi salah satu kota yang mengalami gelombang Covid-19 lebih awal daripada yang lain karena menjadi daerah pusat transportasi dan komunikasi.

“Jadi Covid-19 adalah sesuatu yang harus kami hadapi. Setiap tahun, kami harus melewati satu atau dua gelombang,” ujarnya.

Secara global, varian Covid-19 yang dominan masih JN.1 dan turunan dari varian utamanya, termasuk KP.1 dan KP.2. Saat ini, KP.1 dan KP.2 menyumbang lebih dari dua pertiga kasus di Singapura.

Pada 3 Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan KP.2 sebagai varian yang sedang dipantau. Saat ini tidak ada indikasi, baik secara global maupun lokal, bahwa KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian lainnya.

Kementerian Kesehatan Singapura mengimbau masyarakat untuk memperbarui vaksinasi. Ini karena sekitar 80% populasi lokal telah mendapatkan dosis awal atau tambahan (booster), namun mereka belum menerima dosis baru dalam setahun terakhir.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...