Gelombang Baru Covid-19 Landa Singapura, Bagaimana Situasi Indonesia?

Muhamad Fajar Riyandanu
20 Mei 2024, 16:45
Covid-19
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 jenis Inavac saat vaksinasi untuk petugas komunitas Bandara I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali, Jumat (29/12/2023).
Button AI Summarize

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku belum melihat potensi adanya gelombang baru Covid-19 dalam waktu dekat. Pernyataan itu disampaikan sebagai tanggapan atas kondisi Singapura yang sedang memasuki masa gelombang baru penularan Covid-19 dalam dua minggu terakhir. 

Kasus Covid-19 yang meningkat di Singapura terjadi khususya pada varian Covid-19 JN.1 dan turunan dari varian utamanya, termasuk KP.1 dan KP.2. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan situasi berbeda terjadi di Indonesia. 

Menurut Nadia, tidak ada peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan dalam sebulan belakangan. Melansir laporan berkala Kemenkes terkait situasi infeksi Covid-19, total infeksi aktif minggu ke-17 periode 5-11 Mei sejumlah 1.339 kasus. Adapun tambahan kasus aktif harian dalam sebulan terakhir dalam kurun waktu 11 April-11 Mei berada di angka 48 kasus.

Nadia mengatakan laju angka infeksi Covid-19 domestik yang rendah juga dapat dipicu oleh kebiasaan banyak orang saat ini yang tidak menjalani pemeriksaan Covid-19 meskipun mengalami gejala seperti flu. Akibatnya, banyak kasus Covid-19 yang tidak terdiagnosis atau tercatat, alias underdiagnosis

Situasi ini mengacu pada situasi di mana banyak kasus penyakit tidak terdeteksi atau tidak dilaporkan, sehingga jumlah kasus sebenarnya lebih tinggi daripada yang tercatat. "Bisa juga karena sekarang banyak masyarakat yang tidak periksa Covid-19 kalau ada keluhan flu, sehingga menjadi underdiagnosis," kata Nadia lewat pesan singkat WhatsApp pada Senin (20/5).

Di sisi lain meski tidak terdapat kenaikan status, Kemenkes tetap melakukan pemantauan penyebaran infeksi Covid-19 melalui surveilans genomik. Pengujian diambil dari sampel klinis seperti tes swab dari saluran pernafasan maupun tenggorokan.

Selain itu, Kemenkes juga melaksanakan praktik pemantauan lewat surveilans influenza untuk melacak dan menganalisis penyebaran virus influenza di masyarakat. Lewat metode itu, ujar Nadia, Kemenkes mampu memonitor sebaran kasus infeksi saluran pernafasan atas (ispa) di Puskesmas maupun rumah sakit.

 "Ada monitor kalau ada peningkatan kasus yang dirawat dengan gejala berat seperti ispa," ujar Nadia.

Adapun Kemenkes mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta disiplin untuk menggunakan masker, terutama pada lansia dan kelompok berisiko. Ia mengimbau masyarakat selalu cuci tangan dan menggunakan masker pada dalam kondisi ramai dan padat. 

Gelombang Baru Covid-19 di Singapura 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengatakan telah terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 sejak awal bulan Mei. Dia mengatakan puncak gelombang baru itu akan mencapai puncak dalam dua hingga empat minggu ke depan atau antara pertengahan dan akhir Juni 2024. 

“Kami berada di awal gelombang di mana kasus terus meningkat,” kata Ong, sebagaimana diberitakan oleh The Straits Times pada Sabtu (18/5).

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat kasus Covid-19 hingga 11 Mei naik menjadi 25.900 kasus, dibandingkan dengan 13.700 kasus pada minggu sebelumnya. Rata-rata harian rawat inap Covid-19 meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pasien pada minggu sebelumnya.

Ong memberi penekanan kepada masyarakat yang memiliki risiko tinggi segera mendapatkan suntikan vaksin. Beberapa yang disarankan adalah individu berusia 60 tahun ke atas, individu yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lanjut usia.

Ong meminta pihak rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan agar bersiap-siap untuk menghadapi gelombang puncak gelombang Covid-19. Meski demikian, Pemerintah Singapura belum berencana untuk melaksanakan kebijakan pembatasan sosial karena status Covid-19 yang kini menjadi penyakit endemik.

Ong menyebut Singapura akan menjadi salah satu kota yang mengalami gelombang Covid-19 lebih awal daripada yang lain karena menjadi daerah pusat transportasi dan komunikasi. “Jadi Covid-19 adalah sesuatu yang harus kami hadapi. Setiap tahun, kami harus melewati satu atau dua gelombang,” ujarnya.






==

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19



Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...