Prabowo: Israel Bakal Terkucilkan Bila Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menyatakan Israel akan menjadi negara yang terkucilkan jika menolak upaya gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Ancaman isolasi internasional kepada Israel didasarkan atas dukungan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut Prabowo tidak ada satu pun dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang menolak keputusan tersebut. Lima negara di DK PBB adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, Cina, Prancis, dan Inggris
"Ini suatu langkah yang langka. Jika Israel tidak mau memberi gencatan senjata, mungkin Israel akan sangat terkucil di dunia," kata Prabowo di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (13/6).
Prabowo hadir di Istana untuk melaporkan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Tanggap Darurat Gaza di Yordania kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketua Umum Partai Gerindra itu menambahkan, Forum KTT Tanggap Darurat Gaza juga mendorong Hamas untuk menerima gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Di sisi lain, kami juga menyerukan Hamas agar segera menerima gencatan senjata demi rakyatnya sendiri," ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, KTT yang berlangsung pada 11 Juni itu membahas soal rencana pemberian bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza. Bantuan diberikan untuk warga korban serangan militer Israel.
Di sela-sela KTT, Prabowo mengaku bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Ia mengatakan dirinya mendorong AS untuk berinisiatif untuk mendukung gencatan senjata.
Gencatan senjata diyakini mampu menekan korban jiwa akibat konflik bersenjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. "Kami memang menyerukan kedua belah pihak, AS juga Hamas untuk menghentikan pertempuran," kata Prabowo.
Lebih jauh, forum KTT Tanggap Darurat Gaza juga meminta Indonesia bersedia mengirim tenaga dokter dan perawat untuk mengoperasikan rumah sakit lapangan di kawasan Gaza dan Tepi Barat.