Kemenkes Mulai Terapkan AI di Tiga RS, Kerja Sama dengan Australia

Amelia Yesidora
10 Juli 2024, 17:34
Kemenkes
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sejumlah pasien mengantre saat terjadi gangguan karena virus Ransomware WannaCrypt atau WannaCry di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (15/5).
Button AI Summarize

Kementerian Kesehatan mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan alias AI di tiga rumah sakit. Teknologi ini diterapkan dengan melakukan penandatangan nota kesepahaman alias MoU dengan perusahaan teknologi kesehatan asal Australia, Harrison AI.

Adapun tiga rumah sakit yang menerapkan AI antara lain RS Pusat Otak Nasional atau RSPON Jakarta, Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dan RS Dr. M. Djamil Padang. Masing-masing rumah sakit menggunakan AI untuk keperluan berbeda.

Di RS Pusat Otak Nasional AI digunakan untuk CT Scan otak untuk penyakit yang berhubungan dengan saraf, terutama stroke. Untuk RS Kanker Dharmais akan digunakan pemanfaatan AI untuk radiologi kanker dan patologi anatomi. 

“Ketiga, yakni RS Dr. M. Djamil Padang akan memanfaatkan AI dalam skrining penyakit tuberkulosis melalui radiologi,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Azhar Jaya, dalam keterangan resmi Kemenkes, Rabu (10/7).

Meski pelayanan kesehatan sudah mulai menggunakan AI, Azhar menegaskan keahlian dokter tetap menjadi faktor utama. Ia menyebut dunia kesehatan membutuhkan expertise dari seorang dokter. 

“Kami tidak bisa hanya bersandar pada teknologi.” kata Al Azhar. 

Sementara itu, Co-founder dan CEO Harrison Ai, Dimitry Tran menyoroti adanya kesenjangan jumlah ahli radiologi di Indonesia. Bila dibandingkan dengan negaranya ia menyebut situasi di Indonesia masih harus banyak peningkatan. Ia berharap AI bisa berperan sebagai asisten dan alat bantu ahli radiologi Tanah Air.

“Di Indonesia, hanya ada sekitar enam ahli radiologi untuk 1 juta penduduk. Di Australia, kami memiliki 91 ahli radiologi, untuk 1 juta orang. Jadi, para dokter di Indonesia bekerja sangat keras untuk populasi yang sangat besar,” ujarnya.

Adapun hingga saat ini, Kemenkes punya Clinical Research Centre atau CRC yang membawahi Unit Penelitian Klinis alias Clinical Research Unit. Badan ini didirikan di rumah sakit vertikal Kemenkes dalam rangka meningkatkan pelaksanaan penelitian klinis.

Salah satu tugas CRC adalah memfasilitasi kolaborasi antara RS dan stakeholder penelitian. Oleh sebab itu, mitra luar negeri bisa menghubungi CRC untuk melakukan uji klinis.

Terkait penandatanganan MoU dengan Harrison AI, Azhar mengatakan pihaknya masih akan terus memperbanyak uji klinis. Harapannya, masyarakat tidak perlu menunggu lama untuk mendapat hasil periksa CT scan, radiologi, atau patologi anatomi.

 “Apabila hasil uji klinis menunjukkan akurasi yang tinggi, kerja sama dengan Harrison AI akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya,” kata Azhar.



Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...