Bernalar Berdaya: Membangun Literasi dan Berpikir Kritis untuk Generasi Muda
Berkolaborasi dengan SMAN 8 Kota Bekasi, MudaBerdaya kembali mengadakan kegiatan Bernalar Berdaya, sebuah roadshow narasi akal pemikiran, nalar, dan logika pertama untuk anak muda di Indonesia.
Dengan menghadirkan para pembicara dari berbagai media terkemuka yang juga memiliki kepedulian terhadap literasi anak muda di Indonesia, acara ini memberikan wawasan yang mendalam dan inspiratif bagi sekitar 100 siswa-siswi SMAN 8 Kota Bekasi.
Clarissa Avelia dari Harian Kompas memulai sesi literasi dengan mengajak para siswa untuk membahas berita apa yang sudah mereka baca hari ini. Clarissa juga menekankan pentingnya membedakan antara berita dan gosip, dengan menjelaskan bahwa berita adalah informasi yang memiliki dampak bagi masyarakat.
Selain itu, Clarissa juga membahas mengenai pentingnya program volunterisme bagi anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan jurnalistik. Ia menutup sesi dengan mengajak generasi muda untuk selalu memulai hari dengan membaca sesuatu yang bermanfaat.
Marcia Audita perwakilan Kompasiana menyampaikan materi berjudul “Kritis sebelum Menulis” yang menekankan bahwa anak muda harus menjadi hoaxbuster. Marcia menjelaskan bahwa setiap orang bebas mengekspresikan pemikirannya melalui tulisan, namun harus memperhatikan etika penulisan agar tidak merugikan siapa pun. Menurut Marcia, berpikir kritis adalah kunci untuk menghindari penyebaran informasi palsu.
Pada sesi ketiga, Kabul Indrawan dari Diskursus Network berbagi pengalaman tentang perjalanannya sebagai seorang jurnalis. Kabul menjelaskan bagaimana teknologi dan internet telah mengubah lanskap jurnalisme, terutama dengan munculnya citizen journalism.
Beliau mengingatkan para siswa bahwa sekarang setiap orang memiliki kekuatan untuk menjadi jurnalis dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Kabul juga membagikan pengalaman pribadinya meliput berbagai peristiwa penting, mulai dari konflik di Gaza hingga operasi militer di Aceh.
Sesi penutup disampaikan oleh Nabilah Muhamad seorang data researcher dari Databoks.id. Sambil menyoroti kondisi literasi di Indonesia saat ini, Nabilah menjelaskan bahwa pengertian dan definisi literasi tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga mencakup kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Berdasarkan data yang beliau paparkan ternyata pelajar Indonesia memperoleh skor kemampuan membaca yang jauh di bawah rata-rata negara lain. Dengan skor tersebut, berarti secara umum pelajar Indonesia hanya mampu memahami arti harfiah dari kalimat atau paragraf pendek.
Acara "Bernalar Berdaya" ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran di kalangan generasi muda mengenai pentingnya literasi media dan berpikir kritis. Dengan dukungan dari para ahli di bidangnya, acara ini berhasil memberikan wawasan dan pengetahuan yang berharga bagi para peserta.