Temuan Baru Kematian Dokter Aulia: Kemenkes Ungkap Dugaan Pemerasan Rp 40 Juta

Muhamad Fajar Riyandanu
2 September 2024, 11:44
Kemenkes
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/Spt.
Sejumlah pelajar menggunakan topeng ekspresi saat mengikuti karnaval Anti Bullying di Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (11/11/2023).

Ringkasan

  • Kementerian Kesehatan menemukan dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi oleh senior kepada dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro, yang meninggal karena bunuh diri, dengan permintaan uang berkisar antara Rp 20 – Rp 40 juta per bulan sejak semester pertama.
  • Investigasi Kemenkes menunjukkan bahwa beban finansial dari pungutan tersebut sangat memberatkan bagi Aulia dan keluarganya, diduga menjadi salah satu penyebab utama tekanan yang dialami Aulia, dimana ia juga bertugas mengumpulkan dan menyalurkan dana tersebut untuk kebutuhan non-akademik.
  • Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan kepolisian dalam investigasi dugaan perundungan terhadap Aulia, dengan telah menyerahkan bukti dan kesaksian tentang permintaan uang ini ke polisi dan memberlakukan penghentian sementara praktik PPDS anestesi di RS Kariadi untuk melindungi proses investigasi, menyoroti isu perundungan di dunia pendidikan dokter spesialis.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan dugaan adanya permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi oleh senior kepada dokter Aulia Risma Lestari. Aulia merupakan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) yang meninggal dunia karena bunuh diri. 

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, menyebutkan permintaan uang terjadi sejak mendiang dokter Aulia masih berada di semester 1 pendidikan. Kejadian diperkirakan terjadi antara Juli hingga November 2022. 

"Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20 – Rp 40 juta per bulan," kata Syahril, dikutip dari keterangan tertulis pada Senin (2/9).

Dalam proses investigasi yang dilakukan oleh Kemenkes, besaran pungutan ini sangat membebani almarhumah dan keluarganya. Diduga, beban finansial ini adalah salah satu penyebab utama tekanan yang dialami mendiang dalam pembelajaran, karena ia tidak menyangka akan ada pungutan sebesar itu.

Syahril menambahkan bahwa almarhumah Aulia Risma juga pernah bertugas sebagai bendahara angkatan. Ia mengumpulkan pungutan dari teman seangkatannya dan menyalurkan dana untuk kebutuhan non-akademik, seperti membayar penulis naskah akademik, menggaji petugas kebersihan, dan kebutuhan lainnya untuk senior.

"Bukti dan kesaksian akan adanya permintaan uang di luar biaya pendidikan ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dapat diproses lebih lanjut," ujarnya.

Dia memastikan proses investigasi terkait dugaan perundungan atau bullying masih terus berjalan lewat kolaborasi oleh Kemenkes bersama pihak kepolisian.

"Terkait dengan penghentian sementara PPDS anestesi Undip berpraktek di RS Kariadi sejak 14 Agustus 2024, Kemenkes mengambil kebijakan ini antara lain karena adanya dugaan upaya perintangan dari individu tertentu terhadap proses investigasi oleh Kemenkes," kata Syahril.

Kematian dokter Aulia menjadi sorotan lantaran disebabkan oleh perudungan. Kasus ini diduga menjadi akar masalah yang sudah lama terjadi di dunia pendidikan dokter terutama dokter spesialis Tanah Air. Kementerian Kesehatan dalam berbagai kesempatan sudah menyatakan komitmen untuk menghentikan praktik perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...