Hadiri APEC CEO Summit Peru, Prabowo Ajak Pengusaha Dunia Investasi di Indonesia
Presiden Prabowo Subianto mengundang jajaran pimpinan pengusaha dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu ia katakan saat menyampaikan pidato kunci dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) CEO Summit di Lima, Peru, pada Kamis (14/11), waktu setempat.
Prabowo menyebut Indonesia memerlukan biaya US$ 600 miliar atau sekira Rp 9.519 trilun. Dana itu diperlukan sebagai modal pembentukan ekosistem industri pengolahan sumber daya alam.
Prabowo menguraikan, besaran pendanaan tersebut ditujukan untuk menggerakkan beragam industri ekstraktif. Di antaranya pengolahan industri maritim sektor perikanan hingga hilirisasi 26 komoditas mineral pertambangan.
Selain itu, Prabowo juga menawarkan kepada para pelaku usaha asing untuk ikut serta dalam eksploitasi sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia. "Kami mengundang partisipasi asing untuk ikut serta dalam hal ini. Banyak perusahaan yang telah terlibat dalam perekonomian kami selama bertahun-tahun," kata Prabowo, sebagaimana disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat (15/11).
Lebih jauh, dia juga menyampaikan Indonesia memiliki potensi energi terbarukan dari panas bumi yang mencapai 60% dari seluruh kapasitas sumber daya dunia. Guna menarik minat investor, Prabowo menyebut Indonesia juga telah meliberalisasi peraturan dan regulasi untuk mempermudah proses investasi asing.
Prabowo mengatakan pemerintah Indonesia membuka kerja sama sektor kesehatan untuk perusahaan kesehatan asing. "Kami juga membuka sektor pendidikan kami agar universitas asing membuka kampus di Indonesia. Kami juga mengundang rumah sakit asing untuk membuka cabangnya di Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo memambahkan, Pemerintah Indonesia juga telah membangun banyak kawasan ekonomi khusus (KEK). Pembangunan kawasan ditujukan sebagai lokasi usaha dengan beragam paket insentif kepada para investor.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo berkomitmen untuk memberikan layanan stimulus yang berpihak kepada pengusaha. Dia mengaku paham betul ihwal kebutuhan para pelaku usaha terkait kepastian hukum, iklim politik dan keamanan yang stabil, serta insentif yang menguntungkan bisnis swasta.
Prabowo menegaskan Indonesia merupakan negara yang terbuka dengan segala macam proyek investasi. Hal itu menurut Prabowo didasarkan pada pengalamannya sebagai pengusaha sebelum terpilih jadi presiden.
"Jadi saya memahami baik dari sisi pemerintah maupun sisi bisnis swasta tentang kekhawatiran dan tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha," kata Prabowo.