Dana Infrastruktur Terbatas, AHY Pertimbangkan Kerja Sama dengan BEI
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan bahwa dana untuk pembangunan terbatas.
“Ada tantangan bahwa pembangunan infrastruktur ini masih ada gap-nya,” kata AHY kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (28/11).
AHY menjelaskan, Indonesia harus memastikan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terdistribusi dengan baik, meskipun terdapat ketimpangan. Selama ini, pembangunan memang lebih terfokus di Pulau Jawa karena kepadatan populasi, namun setiap keluarga di Indonesia harus merasakan manfaat dari pemberdayaan.
Ia menekankan pentingnya perhatian terhadap daerah terdepan, terluar, tertinggal melalui pembangunan infrastruktur yang lebih merata. AHY juga menyoroti urgensi hal ini, terutama dengan keterbatasan sumber daya, termasuk dana untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur.
“Nah di sini kami berharap jangan sampai dari keperbatasan anggaran tadi, kemudian pembangunannya tidak tepat secara tidak efisien,” ungkapnya.
Lebih lanjut, AHY mengatakan pihaknya membuka diri terkait potensi kerja sama investasi untuk pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Ia pun mengajak pelaku pasar modal untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
“Benar sekali (ada kerja sama), itulah mengapa saya datang ke sini [BEI],” ungkap AHY.
AHY juga berpesan kepada para pelaku pasar modal akan pentingnya infrastruktur sebagai tulang punggung pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunann infrastruktur pun disebut dapat mendorong visi Presiden Prabowo Subianto demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%.
Merespons hal tersebut, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan bahwa industri pasar modal siap mendukung rencana pembangunan, termasuk infrastruktur.
Dalam diskusi dengan Menteri Koordinator (Menko), ia menyampaikan bahwa pasar modal telah memiliki instrumen dana investasi infrastruktur. Apabila kolaborasi ini dapat ditingkatkan, kata Jeffrey, maka target-target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai lebih tercapai.
"Tidak tertutup kemungkinan ya melalui instrumen-instrumen lain ya tadi misalnya juga kalau ada proyek-proyek hijau yang bisa dibiayai misalnya nanti dengan penerbitkan unit karbon itu kan juga bisa dilakukan,” kata Jeffrey.
Jeffrey juga menyebutkan bahwa dukungan pasar modal tidak hanya untuk infrastruktur, tetapi juga mencakup unit karbon. Selain itu, pendanaan dapat dilakukan melalui ekuitas, surat utang tradisional, maupun kelas aset baru. Akan tetapi Jeffrey menyebut belum ada pembicaraan lebih lanjut, tetapi akan ada pertemuan lanjutan setelah ini.