Program Tiga Juta Rumah Mulai Diminati Investor Asing, Proses Masih Awal
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengungkapkan, program tiga juta rumah mulai menarik minat investor asing. Meski demikian, ia menyebutkan bahwa realisasi investasi ini belum akan terjadi dalam waktu dekat.
"Sebagai mantan pengusaha, saya pernah punya mitra orang asing juga. Saya mengerti, bahwa investasi dalam MoU itu masih membutuhkan kerja lumayan keras untuk ke tahap realisasi," kata Ara di Rusun Pasar Rumput, Kamis (28/11).
Beberapa investor dari negara besar, seperti China, Dubai, dan Qatar, dilaporkan mulai menunjukkan ketertarikan pada program tiga juta rumah. Meski demikian, potensi investasi tersebut belum diungkap lebih jauh karena masih berada pada tahap awal, yang baru dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU).
Untuk mengawal proses penjajakan ini, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait telah menugaskan Wakil Menteri Fahri Hamzah. Penugasan ini bertujuan untuk memastikan kelancaran komunikasi dengan para calon investor, sementara Maruarar tetap fokus pada implementasi program tiga juta rumah di dalam negeri.
Ketertarikan investor asing ini disebut terkait dengan kondisi hukum di Indonesia. Salah satu faktor yang disebutkan adalah stabilitas politik yang terjaga selama pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak pada Rabu (27/11).
Untuk diketahui, Pilkada 2024 dilakukan secara serentak pada 416 kabupaten, 98 kota, dan 38 provinsi. Pesta Demokrasi tingkat daerah tersebut dilakukan secara serentak pertama kalinya pada tahun ini.
Ia menyebut pasar perumahan nasional yang besar menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor asing. Ia mengungkapkan, kebutuhan atau backlog rumah di Indonesia mencapai 9,9 juta unit pada akhir tahun lalu, menunjukkan potensi pasar yang signifikan.
Selain itu, Ara menilai kepercayaan publik yang tinggi terhadap Presiden Prabowo Subianto juga menjadi faktor lain yang menarik minat investor. Berdasarkan data dari Indikator Politik Indonesia, tingkat kepercayaan publik kepada Kepala Negara tercatat mencapai 85,3% pada akhir bulan lalu.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia Edy Suyanto memproyeksi ada potensi tambahan investasi senilai Rp 20 triliun di industri keramik pada 2027. Investasi tersebut berpotensi terealisasi jika program tiga juta rumah berjalan lancar dan pasar keramik lokal dilindungi.
Edy menghitung program tiga juta rumah dapat menambah permintaan keramik baru sekitar 100 juta meter persegi. Angka tersebut setara dengan 16% dari kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 625 juta meter persegi.
Edy mencatat, utilisasi industri keramik di dalam negeri baru sebesar 64% per Oktober 2024. Angka tersebut diperkirakan naik menjadi 85% pada tahun depan dan mencapai 95% pada 2026.
Ia menekankan industri keramik nasional siap menyerap seluruh tambahan permintaan tersebut. Namun peningkatan utilisasi pada 2026 akhirnya akan membuat industri keramik harus menambah kapasitas terpasang sebesar 75 juta meter persegi atau sekitar Rp 20 triliun pada 2027.
"Investasi itu lumayan besar dan berpotensi menyerap 10.000 tenaga kerja baru," katanya.