Temuan Kuburan Massal 100 Ribu Jenazah di Suriah, Diduga Korban Rezim Assad

Organisasi advokasi menemukan kuburan massal yang berisi 100 ribu orang di luar Damaskus, Suriah. Ratusan ribu orang ini diduga dibunuh pemerintahan Bashar al-Assad yang telah digulingkan.

Kepala Satuan Tugas Darurat Suriah, Mouaz Moustafa mengatakan lokasi kuburan tersebut berada di al Qutayfah yang berada 40 kilometer di utara Damaskus. Ada satu dari lima kuburan massal yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun.

"Seratus ribu adalah perkiraan paling konservatif" kata Moustafa seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/12).

Moustafa meyakini ada lebih banyak kuburan massal daripada yang telah ditemukan. Ia juga menduga selain warga Suriah, korbannya termasuk warga negara Inggris hingga Amerika Serikat.

Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan terbunuh sejak 2011. Ini setelah Assad mengambil tindakan keras untuk merespons protes terhadap pemerintahannya. Belakangan, aksi protes menjelma jadi perang saudara skala penuh.

Moustafa mengatakan intelijen angkatan udara Suriah bertanggung jawab atas jenazah yang dibawa dari rumah sakit militer, pengumpulan jenazah setelah disiksa hingga meninggal, hingga pengiriman jenazah ke lokasi kuburan massal.

Mayat-mayat diangkut ke lokasi-lokasi tersebut oleh kantor pemakaman Kota Damaskus. Moustafa mengatakan dirinya telah berbicara dengan mantan pekerja kuburan massal yang telah kabur dari Suriah.

Dikutip dari NBC, dugaan keberadaan kuburan massal di Suriah telah dijelaskan dalam sidang pengadilan Jerman dan kesaksian Kongres Amerika Serikat pada 2021 serta 2023.

Kontraktor pertahanan AS, Maxar Technologies pernah menunjukkan lokasi yang diselidiki sebagai dugaan lokasi kuburan massal dengan citra satelit. Sedangkan Komisi Internasional untuk Orang Hulang telah menerima laporan 66 lokasi kuburan massal di Suriah.

Pada 10 Desember, komisi tersebut telah mengumpulkan laporan dari 28.200 kerabat yang melaporkan hilangnya 76.200 orang.