BMKG Sebut Aktivitas Gempa Bumi di Indonesia Melonjak Signifikan

Image title
19 Januari 2025, 20:45
Warga memeriksa rumahnya yang rusak pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat, gempa berkekuatan Magnitudo 5,0 tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fas
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Warga memeriksa rumahnya yang rusak pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat, gempa berkekuatan Magnitudo 5,0 tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 1 sarana pendidikan, dan 1 tempat ibadah mengalami kerusakan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kejadian gempa bumi di Indonesia melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

Dwikorita mengatakan jumlah alat pemantau gempa yang dipasang BMKG memang semakin banyak. Namun, ia meyakini pendeteksian alat tersebut mencerminkan dinamika tektonik yang semakin aktif di wilayah Indonesia. 

"Ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan yang perlu kita waspadai,” ujarnya.

Ia juga menekankan terkait pentingnya kewaspadaan terhadap zona seismik yang berpotensi terjadi gempa besar, terutama di Selat Sunda dan Mentawai.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG terus memperkuat sistem pemantauan dan peringatan dini, dengan menambah jumlah sensor dan mengembangkan model simulasi untuk mengantisipasi potensi dampak bencana. Dalam upaya mitigasi bencana, BMKG juga mengedepankan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga riset, dan masyarakat.

"Kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci dalam menghadapi potensi bencana geohidrometeorologi," ungkapnya.

Dwikortita juga mengatakan  pendekatan mitigasi bencana harus mencangkup semua aspek yang berpotensi dapat membahayakan masyarakat. Tidak hanya bencana geohidrometeorologi seperti gempa bumi dan tsunami, tetapi juga bencana hidrometeorologi yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.

“Mitigasi bencana harus menyasar semua aspek, baik yang terkait dengan tektonik seperti gempa dan tsunami, maupun yang berhubungan dengan hidrometeorologi,” ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (19/1).

Untuk itu, BMKG terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman terhadap bencana alam dan menyiapkan infrastruktur serta sistem peringatan dini yang lebih efektif, termasuk sirine tsunami dan teknologi monitoring gempa yang lebih canggih.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...