Prabowo Tegur Hasan Nasbi soal Respons Teror kepada Tempo: Ucapannya Teledor
Presiden Prabowo Subianto menilai teror terhadap Tempo berupa pengiriman kepala babi dan bangkai tikus merupakan upaya mengadu domba. Prabowo menyampaikannya dalam pertemuan bersama sejumlah Pemimpin Redaksi dan jurnalis senior di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (6/4).
Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai peneror ingin menciptakan suasana yang tidak baik.
"Saya juga kaget masalah kepala babi dan apa itu juga saya kira, gaya-gaya apa ya, taktik, teknik gitu-gitu, saya kira yang melakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik," kata Prabowo dalam pertemuan itu.
Redaksi Tempo sebelumnya menerima dua teror secara berurutan. Pertama, kantor redaksi Tempo menerima paket berisi kepala babi tanpa telinga pada Rabu (19/3). Paket ditujukan untuk Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Kedua, Tempo kembali mendapat kiriman kardus berisi bangkai enam ekor tikus pada Sabtu (22/3). Bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat Jakarta Selatan.
Prabowo juga menganggap respons Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi terkait teror tersebut tidak tepat. Hasan Nasbi sebelumnya mengatakan kiriman kepala babi itu untuk dimasak saja.
Alih-alih memberikan dukungan kepada Tempo, Hasan malah meminta agar kiriman kepala babi itu direspons sebagai hal biasa. “Udah dimasak aja,” kata Hasan pada Jumat (22/3). Saat wartawan bertanya lagi memastikan jawaban itu, Hasan kembali menyampaikan agar kepala babi itu dimasak saja.
Prabowo menyampaikan pernyataan Hasan Nasbi itu keliru. Ia juga memastikan bahwa Hasan Nasbi menyesali pernyataannya.
"Itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya, keliru itu, saya kira beliau menyesal," kata Prabowo.
Prabowo juga menyatakan timnya banyak diisi oleh orang baru di pemerintahan. Sehingga, kurang berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan. Ia juga mengakui dalam 150 hari awal pemerintahannya, gaya komunikasi pemerintahannya buruk.
