Profil Eks Kepala PCO Hasan Nasbi: dari Lembaga Survei hingga Dukung Prabowo


Hasan Nasbi mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).
Hasan menyerahkan surat pengunduran diri kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Letnan Kolonel Teddy Indra Wijaya pada Senin (21/4).
Hasan menyampaikan pengumuman mundur dari jabatan Kepala PCO lewat siaran video yang diunggah oleh akun instagram @totalpolitikcom pada Selasa (29/4).
Dalam siaran berdurasi 4 menit 5 detik tersebut, Hasan mengatakan bahwa ada persoalan yang sudah tidak bisa ia atasi. Selain itu, Hasan menyatakan ingin memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk mengambil alih peran sebagai kepala PCO.
"Kami pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," kata Hasan dalam siaran tersebut. Hasan Nasbi telah mempersilakan pernyataannya dikutip awak media.
Hasan Nasbi dilantik sebagai Kepala PCO oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta pada 19 Agustus 2024. Pelantikan Hasan berbarengan dengan pengangkatan Dadan Hindayana menjadi Kepala Badan Gizi Nasional.
Pria kelahiran Bukittingi, Sumatera Barat pada 1979 merupakan pengamat politik sekaligus pendiri Lembaga Survei Cyrus Network. Dia pernah menjadi anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hasan Nasbi menempuh pendidikan di SMA 2 Bukittinggi. Ia melanjutkan kuliah ke Ilmu Politik Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjadi wartawan Kompas pada 2005-2006.
Hasan Nasbi cukup populer di media sosial twitter atau X karena sejumlah pernyataannya yang kerap memancing kontroversi. Pada 2017 ia populer karena menjadi inisiator terbentuknya Teman Ahok di Media Sosial.
Hasan tercatat memiliki harta kekayaan sejumlah Rp 41,3 miliar. Melansir laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) pada 9 Desember 2024, Hasan tercatat punya aset tanah dan bangunan senilai Rp 13,96 miliar. Selain itu, Hasan juga tercatat memiliki lima unit mobil dan satu unit motor dengan total Rp 9,5 miliar.
Selanjutnya, Hasan juga melaporkan kepemilikan kas dan setara kas senilai Rp 17,69 miliar dan harta lainnya sejumlah Rp 735 juta. Adapun Hasan juga tercatat memiliki hutang senilai Rp 575,7 juta.